Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat dari maskapai pesawat Kogalymavia, Alexander Smirnov pada Senin (2/10) menyatakan bahwa satu-satunya penjelasan yang masuk akal atas kecelakaan pesawat komersial Rusia yang jatuh di Semananjung Sinai, Mesir, pada Sabtu (31/10) adalah karena "faktor eksternal."
Dilaporkan
CNN, Smirnov menilai pesawat tidak tiba-tiba dapat pecah di udara. "Pesawat dalam kondisi yang baik," ujar Smirnov dalam konferensi pers di Moskow yang membahas kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut.
"Kami mengesampingkan masalah teknis dan menolak bahwa terdapat kesalahan kru (atas kecelakan ini)," ujar Smirnov.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Reuters, Smirnov tidak memberikan rincian soal faktor eksternal apa yang menyebabkan pesawat hancur di udara hingga jatuh di Sinai. Smirnov menyatakan hal itu bergantung dari hasil investigasi para penyidik.
Para pejabat dari Kogalymavia menyatakan bahwa pesawat Rusia dengan nomor penerbangan KGL-9268 itu telah sepenuhnya diperiksa dan kru pesawat tidak melaporkan adanya masalah apa pun selama penerbangan.
Sementara, Wakil Direktur Umum Kogalymavia untuk bagian teknis, Andrei Averyanov menyatakan pesawat bertipe Airbus A321-200 itu sebelumnya pernah mengalami kecelakaan di bagian ekornya pada 2011. Namun, pihak maskapai menyatakan telah dilakukan perbaikan skala penuh terhadap pesawat, dan tidak ada hubungannya dengan kecelakaan yang terjadi akhir pekan lalu.
Averyanov memaparkan bahwa mesin pesawat telah menjalani pemeriksaan rutin di Moskow pada 26 Oktober, dan tidak menemukan masalah apa pun. Selain itu, dalam lima penerbangan terakhir sebelum kecelakaan terjadi, kru pesawat tidak mencatat masalah teknis apapun di buku log pesawat.
Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA melaporkan jaksa transportasi Rusia juga telah meneliti kualitas bahan bakar yang digunakan oleh pesawat dan menemukan bahwa bahan bakar pesawat memenuhi persyaratan yang diperlukan .
Sebanyak 144 jenazah dari total 224 korban tewas tiba di di St. Petersburg pada Senin (2/11), tetapi misteri hancur dan jatuhnya pesawat itu hingga kini belum terpecahkan.
Pejabat senior penerbangan Rusia meyakini bahwa pesawat nahas tersebut hancur di udara sebelum jatuh di daerah terpencil di Semenanjung Sinai, wilayah yang penuh pergolakan dan kerap diwarnai aksi kekerasan dari kelompok pemberontak.
Sementara, klaim kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini segera ditampik oleh Menteri Transportasi Rusia, Maxim Solokov. Kepada kantor berita Interfax, Solokov menyatakan bahwa pesawat Rusia jatuh akibat serangan teroris “tidak bisa dianggap akurat”.
Pesawat Metrojet KGL-9268 tersebut jatuh dekat denga kota Housna, sekitar 300 kilometer dari Sharm el-Sheikh, pada Sabtu (31/10) sekitar pukul 06.20 pagi waktu setempat. Pesawat itu tidak pernah meninggalkan Mesir dan jatuh sekitar 25 menit setelah tinggal landas
Para pejabat sebelumnya menyatakan masalah teknis diduga menjadi penyebab yang paling memungkinkan atas jatunya pesawat ini.
Namun sejauh ini, mereka belum dapat memberikan penjelasan soal apa yang sebenarnya terjadi.
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi menyatakan penyelidikan menyeluruh terkait insiden ini akan memerlukan waktu berbulan-bulan.
(ama/stu)