Rusia Sudah Pegang Daftar Teroris dan Oposisi di Suriah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 17:47 WIB
Menurut Rusia, kelompok oposisi moderat Suriah harus dipertemukan untuk memerangi kelompok teroris, agar Suriah bisa menentukan nasibnya sendiri.
Menurut Rusia, kelompok oposisi moderat Suriah harus dipertemukan untuk memerangi kelompok teroris, agar Suriah bisa menentukan nasibnya sendiri. (Reuters/Rami Zayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 18 pihak berkepentingan seakan berlomba membantu upaya perdamaian di Suriah. Sebelum mencapai perdamaian, pihak terkait harus menyamakan visi terlebih dahulu mengenai kelompok mana yang dibela dan siapa musuh komunitas internasional.

Rusia sebagai salah satu pihak yang ikut campur dalam konflik Suriah mengaku sudah menyusun daftar teroris dan oposisi moderat di Suriah.

"Dari yang disampaikan Menteri Luar Negeri, Rusia sudah menyusun kelompok mana yang merupakan teroris dan kelompok mana yang merupakan oposisi moderat," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, Kamis (5/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar tersebut nantinya akan dibawa dalam pertemuan lanjutan 18 pihak tersebut di Austria yang direncanakan diselenggarakan dua pekan mendatang.

Menurut Galuzin, setelah mencapai mufakat, semua pihak akan melawan musuh bersama, yaitu kelompok yang dianggap teroris.

Sementara itu, kelompok-kelompok yang dianggap merupakan oposisi moderat akan diminta untuk membentuk tim delegasi menuju perundingan damai dengan pemerintah Suriah.

"Delegasi ini akan dipertemukan dengan pemerintah dan akhirnya harus mencapai keputusan untuk gencatan senjata," kata Galuzin.

Setelah itu, semua pihak akan menyerahkan masa depan Suriah kepada masyarakat.

"Warga yang berhak menentukan. Suriah harus terap merdeka, harus jadi negara yang semua agama bisa merasa aman dalam damai," tutur Galuzin.

Ia pun kembali menegaskan pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, bahwa Rusia tidak akan ikut campur dalam urusan politik Suriah di masa depan.

"Ini bukan masalah minta Assad keluar atau bertahan. Kami minta hak warga Suriah dipertahankan untuk membuat keputusan mengenai pemerintahan," katanya.

Sebelumnya, hubungan Washington dan Kremlin sempat panas setelah pasukan serangan udara Rusia beroperasi di Suriah demi membantu pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Di langit Suriah sendiri sudah beroperasi koalisi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat.

AS dan Rusia memang satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

Serangan Rusia pun dikabarkan lebih banyak mengenai markas oposisi Suriah yang dilatih AS. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER