Jakarta, CNN Indonesia -- Wisatawan Inggris akhirnya bisa pulang pada Jumat (6/11) dari bandara Sharm el-Sheikh, Mesir, dengan langkah-langkah keamanan tambahan setelah Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pesawat Rusia kemungkinan besar jatuh karena ditanami bom oleh militan.
Keputusan Inggris untuk menangguhkan penerbangan maskapai Ingris dari bandara itu membuat marah Mesir—yang menggantungkan pada pendapatan turisme, serta Rusia yang mengatakan Inggris tak berbagi informasi intelijennya.
Pesawat penumpang maskapai Kogalymavia dengan rure Sharm el-Sheikh menuju St. Petersburg Rusia jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir pada Sabtu lalu, menewaskan 224 penumpang dan kru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah-langkah keamanan tambahan akan mencakup memungkinkan penumpang untuk membawa bagasi kabin saja dan mengangkut barang-barang tahan secara terpisah," ujar juru bicara kantor Cameron.
"Kami bekerja sama dengan perusahaan penerbangan untuk memastikan ada pengaturan yang sesuai di tempat untuk menyatukan kembali penumpang dengan barang-barang mereka sesegera mungkin."
Penerbangan ke Sharm al-Sheikh masih ditangguhkan dan Inggris mengimbau untuk tidak terbang dari dan menuju bandara itu.
Thomas Cook Airlines, easyJet, operator pesawat pribadi Monarch, British Airways dan Thomson mengoperasikan penerbangan langsung antara Inggris dan Sharm al-Sheikh. Sekitar 20 ribu wisatawan Inggris yang diyakini berada di daerah itu.
Kelompok militan Sinai yang berafiliasi dengan ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat Kogalymavia ini.
(stu)