Tim Investigasi 90 % Yakin Pesawat Rusia Meledak karena Bom

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 08 Nov 2015 23:17 WIB
Penyelidik kecelakaan pesawat Metrojet 9268 yakin 90 persen bahwa penyebab kecelakaan pesawat di Mesir itu adalah ledakan bom.
Orang-orang di Moskow menyalakan lilin tanda ikut berduka atas meledaknya pesawat Metrojet di Mesir, pada 31 Oktober lalu. (CNN Indonesia/Reuters/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidik kecelakaan pesawat Metrojet bernomor penerbangan 9268 dari Rusia, 90 persen yakin penyebab kecelakaan pesawat di Mesir itu adalah ledakan bom. Salah satu penyelidik, kepada Reuters, mengatakan suara berisik yang terdengar di detik-detik akhir rekaman suara di kokpit adalah suara ledakan bom.

Pesawat Airbus A321 itu mengalami kecelakaan 23 menit setelah tinggal landas dari resor wisata Sharm al-Sheikh di Mesir, pada pekan lalu. Kecelakaan itu menewaskan 224 penumpang dan kru pesawat. Kelompok ISIS di Sinai mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

“Indikator dan analisis sejauh ini menunjukkan bahwa suara di kotak hitam mengindikasikan bahwa itu adalah sebuah bom,” kata anggota penyelidik dari Mesir itu, kepada Reuters, Minggu (8/11). “Kami 90 persen yakin itu adalah sebuah bom.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin tim investigasi Ayman al-Muqaddam, pada Sabtu (7/11) kemarin, telah mengumumkan bahwa pesawat itu diduga pecah di udara saat terbang pada moda auto-pilot. Kemudian terdengar sebuah suara berisik pada detik-detik akhir rekaman di kokpit. Hanya saja dia mengatakan terlalu awal untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

Al-Muqaddam memasukkan kemungkinan kecelakaan itu terjadi akibat ledakan bahan bakar, kerusakan struktur pesawat, atau panas berlebihan pada baterai lithium-nya. Tapi, dengan melihat sebaran puing yang luasnya mencapai 13 kilometer, diyakini bahwa pesawat itu pecah di udara.

Kecelakaan pesawat itu sendiri memanaskan Rusia. Negeri itu memanggil pulang 11 ribu turis dari Mesir dalam waktu 24 jam terakhir. Sementara 80 ribu orang lain tak bisa bepergian ke Mesir karena Kremlin memutuskan menghentikan semua penerbangan ke Mesir, sejak Jumat (6/11) kemarin.

Di St. Petersburg, dari mana pesawat itu berangkat pada 31 Oktober, Katedral St. Isaac membunyikan lonceng sebanyak 224 kali, menandai penghormatan terhadap para korban. Sebuah misa juga digelar untuk mengenang para korban.

Sementara di Amerika Serikat, sejumlah pejabat senior di badan intelijen, militer, dan komunitas keamanan nasional, meyakini bom yang meledakkan pesawt itu adalah milik kelompok teroris. “Saya 99,9 persen yakin,” tutur seorang pejabat, yang tak mau disebutkan namanya, seperti dikutip CNN. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER