Yangon, CNN Indonesia -- Berita kemenangan partai Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, dalam pemilu tahun ini memberikan harapan baru bagi rakyat Myanmar agar cengkeraman militer di negara itu mengendur. Pasalnya, ketika NLD diresmikan sebagai pemenang pemilu, sebagian besar anggota parlemen Myanmar merupakan warga sipil, sementara kubu militer hanya 25 persen.
Kepala Komite Eksekutif NLD, Nyan Win memastikan bahwa kandidat NLD yang menang akan berkerja sama dengan partai lainnya dan kubu militer di parlemen. Meski demikian, NLD akan memastikan kubu sipil akan lebih kuat ketimbang militer. Meskipun militer, tentu saja, memiliki porsi pengaruh di parlemen.
Ditanya apakah militer akan dapat menguasai parlemen atau dapat membubarkan pemerintahan yang nantinya akan terbentuk, Nyan Win saat bertemu CNN Indonesia di markas NLD di Yangon, Rabu (11/11), dengan tegas menjawab, “Tidak, karena mereka hanya 25 persen.”
Nyan Win juga memastikan bahwa jika militer tidak menyetujui suatu pembentukan atau perubahan undang-undang baru, kubu militer tidak serta merta dapat menganulir undang-undang tersebut. “Mereka boleh saja akan menolaknya, tapi para anggota NLD akan terus maju, demi rakyat,” tegas Nyan Win lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski hanya memiliki porsi 25 persen dari keseluruhan kursi di parlemen, kubu militer dipastikan akan mengisi sejumlah posisi strategis di pemerintahan, seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Perbatasan dan Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, kandidat parlemen untuk kubu militer tidak dapat dipilih langsung oleh publik Myanmar, melainkan dipilih oleh para tentara di barak-barak militer.
Pemungutan suara ini berlangsung bertahap sebelum pemilihan umum nasional digelar, dan tidak disaksikan oleh pengamat internasional.
Nyan Win juga mengungkapkan Aung San Suu Kyi meminta bertemu dengan Presiden Myanmar Thein Sein dan Kepala Militer Min Aung Hlaing, untuk membicarakan rencana transisi pemerintahan dari Thein Sein kepada NLD. Pihak militer juga diminta ikut hadir dalam pertemuan tersebut karena militer memiliki kursi tersendiri di parlemen.
Nyan Win memaparkan pertemuan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya permasalahan dalam perpindahan transisi pemerintahan. Pertemuan tersebut, rencananya, merupakan ajang bagi seluruh pihak untuk saling mengetahui keinginan masing-masing dan bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan Myanmar selanjutnya.
Hingga Selasa (10/11) malam, hasil perhitungan suara sementara yang dirilis oleh KPU Myanmar menunjukkan NLD mengantongi 88 persen suara, dengan mengamankan 88 kursi di Pyithu Hluttaw (majelis rendah), dan 29 kursi di Amyotha Hluttaw (majelis tinggi) dan 182 kursi di dewan perwakilan daerah dan etnis.
Sementara partai yang berkuasa, Partai Persatuan dan Pengembangan, USDP, pimpinan Presiden Thein Sein hanya mengamankan 5 kursi di Pyithu Hluttaw, dan 2 kursi di Amyotha Hluttaw dan 11 kursi di dewan perwakilan daerah dan etnis.
Hasil ini menjadi kemenangan besar untuk NLD dan pukulan telak bagi USDP yang sebagian besar diisi oleh mantan jenderal militer.
(den)