LAPORAN DARI MYANMAR

NLD Tuduh Pemerintah Myanmar Sengaja Tunda Hasil Pemilu

Amanda Puspita Sari & Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 10 Nov 2015 14:44 WIB
Lewat penghitungan cepat, NLD menang telak dalam pemilu demokratis pertama Myanmar dalam 25 tahun terakhir. Namun hasil resmi pemilu Myanmar masih belum keluar.
Sejauh ini, NLD pimpinan Aung San Suu Kyi menang telak dalam pemilu demokratis pertama Myanmar dalam 25 tahun terakhir. Hasil akhir pemilu Myanmar masih belum keluar. (Reuters/Jorge Silva)
Yangon, CNN Indonesia -- Partai oposisi Myanmar pimpinan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, menuduh pemerintah telah menunda hasil pengumuman akhir pemilu dengan sengaja. Sejauh ini, NLD menang telak dalam pemilu demokratis pertama Myanmar dalam 25 tahun terakhir.

Seperti dikutip Washington Post, juru bicara NLD Win Htein mengatakan usai rapat di rumah Suu Kyu, Selasa (10/11), bahwa pemerintah tengah memainkan taktik licik untuk menjegal kemenangan mereka.

"Komisi pemilihan umum dengan sengaja menundanya karena mereka ingin memainkan semacam trik. Tidak masuk akal mereka merilisnya sedikit demi sedikit, seharusnya tidak seperti itu. Mereka tidak jujur," kata Htein.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hasil penghitungan awal untuk pemilu Minggu lalu, NLD sejauh ini memenangkan 78 dari 88 kursi di majelis rendah parlemen. NLD mengklaim memenangi 154 dari 164 kursi di empat dari 14 negara bagian di Myanmar.

Hasil pemilu belum keluar, namun gegap gempita kemenangan telah terasa di markas NLD di Yangon. Ratusan pendukung NLD berpesta, bernyanyi dan bergembira, menurut pantauan CNN Indonesia di Yangon.

Dua layar televisi raksasa di depan markas menampilkan lagu-lagu kampanye NLD, seperti Khut Daung Manchi (kekuatan merak), may may naing mha phyit mar par (bunda harus menang) dan Athal kyar ka mae ta pyar (satu suara dari hati saya).

Belum ada komentar dari komisi pemilihan umum Myanmar terkait tuduhan penundaan hasil pemilu. Namun pernyataan NLD memunculkan kekhawatiran pemerintah Myanmar yang didominasi militer akan kembali mengulang sejarah tahun 1990.

Saat itu, NLD menang telak dalam pemilu. Namun pemerintahan Junta menganulir hasilnya dan memenjarakan Aung San Suu Kyi di rumahnya.

Namun pengamat meyakini militer kecil kemungkinannya ikut campur dalam pemilu demokratis kali ini. Pasalnya, militer masih menguasai 25 persen kursi parlemen secara otomatis tanpa perlu dipilih.

Selain itu, siapa pun yang memerintah Myanmar nanti, militer tetap akan memimpin di kementerian pertahanan, dalam negeri dan keamanan perbatasan. Amandemen dari kebijakan pemerintah membutuhkan 75 persen dukungan dari anggota dewan, langkah yang sulit tercapai.

NLD diprediksi menang telak dalam pemilu kali ini. Namun Suu Kyi tidak akan bisa menjadi presiden karena terganjal undang-undang bentukan junta militer yang melarang seseorang yang memiliki pasangan atau anak berkewarganegaraan asing memimpin negeri. Suami Suu Kyi adalah warga Inggris, pun kedua anaknya.

Suu Kyi menyadari tidak akan bisa menjadi presiden. Karena itu dia akan menunjuk presiden boneka dan berada "di atas presiden." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER