Obama Menelepon Presiden Myanmar, Bicarakan Pemilu

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2015 17:16 WIB
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon Presiden Myanmar Thein Sein untuk memberikan selamat atas pemilu yang berlangsung dengan lancar.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon Presiden Myanmar Thein Sein untuk memberikan selamat atas pemilu yang berlangsung dengan lancar. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon Presiden Myanmar Thein Sein untuk memberikan selamat atas pemilu yang berlangsung dengan lancar. Dalam pemilu tersebut, kubu Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, yang dipimpin Aung San Suu Kyi menang.

"Presiden AS Barack Obama mengucapkan selamat kepada presiden dan seluruh pemerintahannya karena berhasil menyelenggarakan pemilu bersejarah yang bebas dan adil," kata juru bicara kepresidenan sekaligus Menteri Penerangan Myanmar Ya Htut dalam akun Facebooknya, dikutip dari Reuters, Kamis (12/11).

"Dia mengatakan Amerika akan terus melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Myanmar," lanjut Htut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obama telah dua kali mengunjungi Myanmar dalam tiga tahun terakhir. Pemerintah AS sejak lama mendorong dihapuskannya pemerintah juta Myanmar dan ditegakkannya demokrasi di negara tersebut.

Sejauh ini Suu Kyi dan partainya menang telak dalam pemilu yang digelar hari Minggu lalu. NLD mendapatkan 80 persen suara dari kursi parlemen di majelis rendah. Suara yang gemilang juga diperoleh di majelis tinggi dan perwakilan daerah.

Thein Sein dan komandan militer Myanmar Min Aung Hlaing telah mengucapkan selamat atas kemenangan Suu Kyi. Hasil pemilu kali ini diperkirakan bisa diterima semua pihak, tidak seperti pada tahun 1990 saat militer menganulir kemenangan NLD.

Hasil akhir penghitungan suara diperkirakan akan dibacakan paling lama dua pekan setelah pemilu digelar.

Kendati partai Suu Kyi menang pemilu, namun dia tidak akan bisa menjadi presiden karena dijegal peraturan pemerintah junta.

NLD juga tidak bisa menguasai keputusan parlemen karena membutuhkan lebih dari 75 persen suara untuk melakukan amandemen. Sebanyak 25 persen kursi parlemen telah dijatah untuk militer. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER