Washington, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mengaku melakukan serangan udara di Suriah yang mensasar militan ISIS yang dikenal dengan nama “Jihadi John” dan terlibat langsung dalam video pembunuhan sandera Amerika dan Inggris.
Pentagon mengatakan masih mengevaluasi efektifitas serangan di kota Raqqa, Suriah, yang merupakan ibukota de fakto ISIS.
“Kami masih mempelajari hasil dari operasi semalam dan akan memberi informasi yang diperlukan,” ujar jurubicara Pentagon Peter Cook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, terlalu dini untuk memastikan Emwazi tewas dalam serangan itu.
Kematian "Jihadi John" akan menjadi titik penting dalam kampanye melawan ISIS pimpinan AS tersebut, dan terjadi setahun setelah Presiden Barack Obama menjanjikan keadilan bagi kematian sandera Amerika.
"Jihadi John", yang selalu mengenakan penutup muka berwarna hitam, menjadi simbol kekejaman ISIS dan salah satu orang yang paling dicari di dunia.
Nama sebenarnya adalah Mohammed Emwazi, seorang warga Inggris dan sarjana ilmu komputer yang berasal dari keluarga kaya di London.
Emwazi tampil di sejumlah video yang dirilis oleh ISIS tahun lalu yang memperlihatkan pembunuhan wartawan AS James Foley dan Steven Sotloff dan pekerja bantuan Peter Kassig. Mereka sebelumnya disandera oleh ISIS.
Kassig dari Indiana, juga dikenal dengan nama Abdul-Rahman setelah dia menjadi muslim ketika disandera.
Video-video ini juga memperlihatkan kematian pekerja bantuan asal Inggris David Haines dan Alan Henning, wartawan Jepang Kenji Goto dan sandera lain.
Dalam video itu Emwazi mengancam Barat, dan menyerang sekutu Arabnya, serta memanasi Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di hadapan sandera berseragam oranye yang ketakutan.
(reuters/yns)