Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Francois Hollande berjanji akan memberikan respons keras terhadap serangan yang menewaskan setidaknya 153 orang di Paris.
"Kami akan pimpin perlawanan dan kami tidak akan kenal ampun," kata Hollande di aula samping Bataclan, Paris, Jumat (13/11) malam waktu setempat.
Aula Bataclan salah satu lokasi yang diserang secara brutal. Di lokasi ini terdapat korban tewas paling banyak yakni 112 orang dari 153 korban tewas. Saksi mengatakan si pelaku memasuki aula dan memberondong para korban dengan senjata otomatis selama 10 sampai 15 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat para teroris bisa melakukan kekejaman seperti itu, mereka harus juga tahu bahwa mereka akan berhadapan dengan Perancis yang bertekad kuat -- Perancis bersatu," kata Hollande.
Walau demikian, hingga kini belum diketahui siapa yang menginisiasi serangan beruntun di enam lokasi berbeda itu. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memuji serangan tersebut tapi belum mengaku bertanggungjawab.
Para pemimpin dunia menyatakan simpati kepada Perancis menyusul insiden tersebut dan menyatakan siap mengambil tindakan sekalipun dalam skala kecil.
SIMAK FOKUS: Paris DiserbuDewan Keamanan PBB dalam pernyataannya mengutuk keras "serangan teroris barbar dan pengecut" yang melibatkan penyerang bersenjata dan bom di sejumlah tempat, termasuk stadion olahraga dan tempat pertunjukan musik.
Amerika Serikat dan Rusia menyampaikan dukungan mereka dalam pernyataan yang disampaikan kepada Hollande. Tak hanya itu, turut disinggung pula perang di Suriah yang telah memicu kekerasan Islam.
"Sekali lagi kami menyaksikan upaya keji untuk meneror warga sipil tak berdosa," kata Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. "Kami siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan pemerintah dan rakyat Perancis."
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim ucapan belasungkawa yang mendalam untuk Hollande dan warga Perancis setelah "serangan teroris yang mengerikan di Paris.” Kremlin menyampaikan pernyataannya.
"Rusia mengutuk keras pembunuhan biadab ini dan siap memberikan bantuan untuk menyelidiki kejahatan teroris."
(sur)