Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok ISIS merilis video pada Sabtu (14/11) berisi ancaman untuk menyerang Perancis jika negara itu meneruskan pengeboman terhadap para militan mereka. Video ini dirilis sehari setelah serangan mematikan berupa bom dan penembakan di enam lokasi berbeda di Paris, Jumat malam.
Sayap media ISIS, Pusat Media al-Hayat, merilis ancaman yang disampaikan oleh seorang militan yang disebut Muslim Perancis untuk melakukan penyerangan.
"Selama Anda melakukan pengeboman Anda tidak akan bisa hidup damai. Anda bahkan akan takut untuk bepergian ke pasar," kata seorang militan berjanggut dalam bahasa Arab, diapit oleh beberapa militan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada klaim tanggung jawab dari pihak manapun terkait serangan di Paris, namun para saksi di Bataclan--gedung konser di mana setidaknya 112 orang tewas--mendengar slogan Islam dan mengutuk peran Perancis dalam serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat di Suriah.
Reuters juga melaporkan bahwa pendukung ISIS lewat media sosial juga mengarahkan bahwa ISIS yang melakukan serangan.
"Khilafah menyerbu rumah di seberang," bunyi salah satu cuitan di Twitter.
Serangan Paris juga terjadi hanya berselang beberapa hari setelah ISIS mengklaim serangan di wilayah Muslim Syiah di selatan Beirut, Libanon, dan berselang beberapa minggu setelah pesawat komersial Rusia jatuh di Mesir.
Pada Jumat, tentara Kurdi berhasil merebut Kota Sinjar di Irak Utara dari tangan ISIS. Amerika Serikat dan Inggris juga meluncurkan serangan udara yang diklaim berhasil menewaskan algojo ISIS, Jihadi John.
Setidaknya 153 orang tewas dalam pengeboman dan penembakan di stadion nasional Stade de France di Saint-Denis, beberapa restoran dan gedung konser Bataclan. Sebanyak delapan pelaku penyerangan tewas oleh pihak keamanan Perancis, namun belum diketahui apakah terdapat pelaku yang berhasil melarikan diri.
(stu)