Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon akan mengunjungi ibu kota Korea Utara, Pyongyang, pekan ini. Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan hal itu pada Senin (16/11), mengutip salah satu sumber PBB.
Ban, yang berkewarganegaraan Korsel, awalnya ingin mengunjungi Korut awal tahun ini, namun Pyongyang membatalkan persetujuan untuk kunjungan Ban di menit-menit terakhir tanpa penjelasan.
"Tidak mungkin Sekretaris Jenderal PBB tidak akan bertemu pemimpin Korea Utara, negara anggota PBB, karena ia mengunjungi negara itu,” kata sumber Yonhap, menambahkan bahwa perjalanan kemungkinan akan memberikan momentum yang signifikan untuk menyelesaikan masalah di Semenanjung Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut yang secara resmi bernama Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), berada di bawah berat sanksi PBB, Uni Eropa dan AS karena melakukan uji coba rudal dan nuklir.
Kementerian luar negeri Korsel tidak bisa segera mengkonfirmasikan laporan tersebut. Yonhap juga tidak memberi rincian lebih lanjut tentang perjalanan Ban.
Kantor juru bicara PBB tidak segera memberi komentar.
Pada Desember tahun lalu, Majelis Umum PBB mendesak Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan Korut diajukan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) setelah penyelidikan PBB merinci pelanggaran di Korut yang sebanding dengan kekejaman era Nazi.
Sebelumnya, dua pemimpin PBB sudah mengunjungi Korut. Kurt Waldheim mengunjungi Pyongyang pada 1979 dan sekali lagi pada 1981. Boutros Boutros-Ghali mengunjungi Korut pada 1993.
Ban menjabat sebagai menteri luar negeri Korsel pada 2004-2006, periode negosiasi multinasional yang intens yang bertujuan mengakhiri program nuklir Korea Utara. Pembicaraan ini berujung pada kesepakatan tahun 2005 yang kemudian runtuh.
(stu)