Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan gubernur negara bagian AS pada Senin (16/11) menolak menampung pengungsi Suriah setelah serangan Paris. Langkah ini dinilai sebagai reaksi atas pemerintahan Barak Obama yang berencana menerima ribuan imigran dari negara yang dilanda perang.
Dilaporkan Reuters, sejumlah kandidat presiden AS, menyerukan pemerintahan Obama untuk menunda rencana menerima 10 ribu pengungsi Suriah tahun depan. Beberapa anggota parlemen Republik juga mulai melangkah ke Kongres untuk mencoba membatalkan kebijakan ini.
Meski demikian, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintah akan tetap menjalankan rencana itu, menegaskan bahwa para pengungsi akan diperiksa dengan ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obama menilai masalah terorisme tidak harus disamakan dengan krisis pengungsi.
Meski demikian, para pemimpin Partai Republik menyatakan menampung pengungsi terlalu berisiko karena memungkinkan masuknya para ekstremis ISIS yang berbasis di Suriah. Mereka takut teror di Paris yang menewaskan 132 orang yang diduga diluncurkan oleh imigran palsu, akan terulang dan terjadi di AS.
Sejumlah negara bagian AS yang menjadi basis kuat pendukung partai Republik menolak menampung pengungsi Suriah, termasuk Carolina Selatan, Oklahoma, Idaho, Maine, Nebraska, Texas, Arkansas, Arizona, Indiana, Louisiana, Mississippi, Massachusetts, Ohio, Carolina Utara, Wisconsin, Georgia dan Illinois.
Gubernur Alabama dan Michigan mengatakan pada Minggu (15//1) mereka tidak akan lagi membantu menyelesaikan pengungsi Suriah. Gubernur New Hampshire, Maggie Hassan, yang merupakan politisi Partai Demokrat juga menolak rencana menampung pengungsi Suriah.
Gubernur Louisiana, Bobby Jindal, bahkan mengungkapkan bahwa dia menginstruksikan aparat penegak hukum untuk memantau satu pengungsi Suriah baru-baru ini dipindahkan ke negaranya.
Paspor Suriah ditemukan di dekat tubuh salah satu penyerang di Paris menunjukkan bahwa sang pemilik paspor telah melewati Yunani pada Oktober lalu, meningkatkan kekhawatiran bahwa para penyerang Paris memasuki Eropa di tengah gelombang pengungsi yang melarikan diri dari perang sipil Suriah.
"Texas tidak dapat berpartisipasi dalam program apapun yang membuat para pengungsi Suriah bermukim di Texas. Salah satu di antaranya mereka mungkin terhubung dengan terorisme," kata Gubernur Texas Greg Abbott dalam sebuah surat terbuka kepada Obama pada Senin (16/11).
"Baik Anda maupun pejabat federal lainnya tidak dapat menjamin bahwa pengungsi Suriah tidak akan menjadi bagian dari kegiatan teroris," bunyi pernyataan tersebut.
Berbeda dengan para politisi Republik, pejabat Demokrat, Gubernur dari Pennsylvania and Washington State menyatakan mereka akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menampung imigran Suriah.
"Washington akan terus menjadi negara bagian yang menerima siapa pun yang menjadi imigran akibat kekerasan di dalam negeri, terlepas dari masa asal mereka dan agama mereka," kata Gubernur Washington, Jay Inslee, dalam pernyataannya.
Sementara, Gubernur Michigan dan politisi parta Republik, Rick Snyder, menyatakan wilayahnya menjadi rumah bagi populasi besar Arab-Amerika, tetapi menilai penampung imigran Suriah berisiko besar.
Amerika Serikat menampung 1,682 pengungsi Suriah di tahun fiskal federal yang berakhir 30 September lalu. Angka ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya, ketika AS hanya menerima 105 pengungsi.
Texas, California dan Michigan menerima jumlah imigran paling besar dari negara-negara konflik.
Menteri Luar Negeri John Kerry pada bulan September mengatakan Amerika Serikat akan meningkatkan jumlah penerimaan pengungsi dari berbagai negara hingga 15.000 orang per tahun selama dua tahun ke depan.
Jumlah imigran yang diterima AS cenderung kecil jika dibandingkan dengan jumlah penerimaan pengungsi di negara-negara Eropa. Jerman, misalnya, diperkirakan akan kedatangan 800 ribu hingga 1 juta pengungsi sepanjang tahun ini.
(ama)