Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan Perancis yang selamat dari serangan teror di restoran La Belle Equipe, salah satu lokasi kejadian tragedi Paris pada Jumat (13/11) malam waktu setempat kini dalam keadaan terguncang hingga tak mampu bicara, kecuali menyebut nama pria yang telah menyelamatkan hidupnya.
Malam itu, Chloe Clement tengah berada di pesta ulang tahun di sana saat penembak membabi buta, merenggut 19 nyawa sekaligus. Salah satu yang celaka adalah karib dari Clement, Ludovic Boumbas, pria 40 tahun keturunan Kongo yang melindunginya dari hujan peluru. Boumbas meninggal dunia akibat terluka parah.
Meski turut tertembak di lengan, Clement berhasil selamat. Saat ini dirinya masih dalam pemulihan di rumah sakit, namun begitu trauma hingga tidak henti memanggil nama Boumbas, seperti diberitakan Mail Online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virgile Grunberg, manajer bar Cafe des Anges yang banyak pegawainya turut hadir pada perayaan di restoran nahas tersebut, menengok Clement di rumah sakit. "Dia sedang di bawah pengaruh obat penenang dan masih terguncang. Dia tidak bisa bicara."
"Dia merasa bersalah karena Ludovic mati demi dirinya, dan hanya bisa menyebut namanya lagi dan lagi." tutur Grunberg, dilansir dari Telegraph pada Selasa (17/11).
Kepada Mail Online, seorang teman Boumbas mengenang mendiang kawannya, "Dia senang bepergian ke seluruh dunia dan mencintai banyak orang. Dialah salah satu orang terbaik dalam kehidupan. Nasib tidak berpihak padanya."
Clement dan Boumbas tengah merayakan ulang tahun Houda Saadi yang ke-35, pelayan sekaligus manajer restoran La Belle Equipe yang tak luput mati di tangan ISIS bersama adiknya, Halima, serta 129 korban lain dalam serangan teror terburuk di Perancis sejak Perang Dunia II.
(stu)