Jakarta, CNN Indonesia -- Para penyidik Perancis belum dapat mengidentifikasi dua tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan polisi di Saint Denis, Paris utara pada Rabu (19/11). Meski demikian, penyidik Perancis menduga otak serangan di Paris pekan lalu tidak termasuk dalam delapan orang yang ditahan dalam operasi tersebut.
Dilaporkan Reuters, penyidik Perancis Francois Molins menyatakan operasi itu digelar setelah menerima laporan terkait keberadaan Abdelhamid Abaaoud, tersangka teroris yang diduga menjadi otak dalam serangan di Paris yang menewaskan setidaknya 129 orang itu.
Sebelum operasi polisi di Saint Denis yang diwarnai dengan baku tembak dan pengeboman selama lebih dari dua jam itu, Abaaoud diyakini berada di Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa menyatakan jumlah dan identitas mereka yang tewas, tapi setidaknya ada dua orang," kata Molins dalam konferensi pers.
Selain Abaaoud, Salah Abdeslam merupakan salah satu buronan utama serangan Paris yang diburu polisi.
"Saya juga dapat memastikan bahwa Abaaoud dan Salah Abdeslam tidak di antara mereka yang ditahan," katanya.
"Sebuah badan penuh luka ditemukan di tengah puing-puing bangunan. Keadaan tubuh membuat identitasnya belum dapat teridentifikasi saat ini," kata Molins menambahkan.
Dalam kepungan polisi di Saint Denis, dua tersangka teroris dilaporkan tewas, termasuk seorang wanita yang meledakkan dirinya dengan rompi bunuh diri.
Polisi menembakkan 5.000 tembakan pada kepungan di sebuah blok apartemen dengan tiga lantai yang dimulai sejak pukul 4.30 pagi waktu setempat. Gedung itu berisiko runtuh di sejumlah tempat yang dapat memperlambat penyelidikan.
Molins menyatakan penyidik belum bisa mengidentifikasi tiga pria yang ditahan dalam serangan pada sebuah apartemen di wilayah Saint Denis di sebelah utara Paris. Sebanyak tujuh pria dan seorang wanita ditahan dalam pengepungan tersebut.
Operasi tersebut tepatnya terjadi di sebuah blok apartemen di Gabriel Peri, Saint Denis, sekitar 2 kilometer dari stadion sepak bola Stade de France, lokasi salah satu serangan mematikan pekan lalu.
Pejabat Perancis sebelumnya mengatakan Abdelhamid Abaaoud, 27, berperan penting dalam mengatur dan melaksanakan serangan bom bunuh diri dan penembakan di enam titik jantung kota Paris pekan lalu, menewaskan setidaknya 129 orang.
Abaaoud merupakan warga Belgia keturunan Maroko, disebut sebagai ekstremis setelah terlibat baku tembak di bagian timur Belgia pada Januari lalu dalam sebuah serangan dari sel ISIS.
Abaaoud diduga pemimpin kelompok itu, dan sempat bergabung dengan ISIS di Suriah. Ia dikenal pasukan keamanan setelah muncul dalam sebuah video ISIS. Dalam video itu, dia berada dalam sebuah mobil yang mengangkut jenazah korban ISIS yang telah dimutilasi dan akan dikuburkan di pemakaman massal.
Abaaoud juga diduga terkait dengan serangan di kereta cepat Thalys pada Agustus yang berhasil digagalkan. Abaaoud juga gagal meluncurkan serangan di sebuah gereja di Paris pada April lalu.
Surat kabar Prancis Liberation juga melaporkan Abaaoud terkait dengan Sid Ahmed Ghlam, seorang mahasiswa Perancis yang didakwa atas tuduhan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan teror.
Abaaoud dilaporkan terus berusaha untuk merekrut pejuang dari negara-negara Barat untuk bergabung militan ISIS di Suriah. Menurut media Perancis, Abaaoud bahkan merekrut saudaranya yang baru berusia 13 tahun, bernama Younes.
Selain itu, salah satu buronan lain adalah Abdeslam, 26, pria yang tinggal di wilayah Molenbeek, wilayah miskin yang memiliki populasi imigran terbesar di Belgia, dan dicurigai sebagai markas para militan Belgia.
Lahir di Brussels, Abdeslam digambarkan sebagai pria dengan tinggi 175 cm dan memiliki mata coklat. Abdeslam dilaporkan membantu logistik dan menyewa mobil Volkswagen Polo berwarna hitam yang digunakan oleh para penyerang bersenjata yang menyerbu gedung konser Bataclan, di mana sebuah konser rock tengah digelar.
Abdeslam tampaknya sempat ditanyai oleh petugas polisi pada Sabtu (14/11) pagi ketika polisi meminta mobilnya menepi. Saat itu, Abdeslam membawa tiga orang di dekat perbatasan Belgia.
Polisi kemudian memeriksa kartu identitas Abdeslam, tetapi kemudian membiarkan dia pergi.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa jam setelah pihak berwenang mengidentifikasinya sebagai salah satu tersangka yang diduga sebagai oknum yang menyewa mobil Polo yang ditinggalkan di tempat kejadian serangan itu.
Sementara itu, para penyidik masih mempertimbangkan kemungkinan adanya militan kesembilan yang masih buron. Polisi Perancis juga masih menyelidiki video yang direkam oleh saksi mata yang diperkirakan menunjukkan seorang tersangka di dalam mobil yang terkait serangan di Paris.
Media Perancis, France 2, melaporkan bahwa rekaman video tersebut menunjukkan dua pria bersenjata di dalam sebuah mobil hitam yang diperkirakan bersama salah seorang tersangka kesembilan dalam serangan itu.
(ama)