Obama: Suriah Tak Akan Beres Jika Assad Masih Berkuasa

Melodya Apriliana/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 05:36 WIB
Barack Obama kembali menegaskan pendirian AS soal Suriah, bahwa selama Bashar al-Assad masih berkuasa,  konflik di negara itu akan terus berlanjut.
Barack Obama kembali menegaskan pendirian AS soal Suriah, bahwa selama Bashar al-Assad masih berkuasa, konflik di negara itu akan terus berlanjut. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan butuh waktu berbulan-bulan bagi Rusia, Iran, dan elite penguasa Suriah untuk menerima tak akan ada akhir perang sipil maupun penyelesaian politik di Suriah, bila Presiden Bashar al-Assad tak kunjung lengser.

Disebutkan pula oleh Obama, kendati Moskow dan Tehran  mengakui ISIS sebagai "ancaman serius", upaya Rusia di Suriah bertujuan menopang kekuasaan Assad.

"Intinya, saya tidak melihat kita bisa menghentikan perang sipil di Suriah jika Assad tetap berkuasa," ujarnya di hadapan reporter di sela-sela pertemuan tahunan kerja sama ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Manila, Filipina, Kamis (19/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang sekarang kita lakukan bersama anggota koalisi adalah menyadari bahwa butuh waktu berbulan-bulan bagi Rusia, Iran, dan sebetulnya sejumlah penguasa dalam rezim Suriah untuk turut menyadari kebenaran yang baru saja saya ucapkan," lanjutnya.

Serangan udara Rusia di Suriah, yang dimulai sejak penghujung September lalu, selalu menyebut ISIS sebagai target utamanya. Namun kebanyakan bomnya justru dijatuhkan di wilayah kekuasaan kelompok pemberontak lain yang anti-Assad.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas tragedi pengeboman dan penembakan di Paris, Perancis pada Jumat lalu, sekaligus jatuhnya pesawat Rusia di Mesir bulan lalu yang baru dikonfirmasi Rusia akibat bom.

Presiden kulit hitam pertama di AS itu menambahkan, bila ia mampu menggiring berbagai negara untuk membahas isu Suriah, "ruang diskusi bisa tercipta."

Ia juga mengatakan berencana menutup penjara Teluk Guantanamo di Kuba sembari tetap menjaga keamanan AS, meski mengaku bakal menghadapi perlawanan keras dari Kongres.

"Saya menjamin akan ada perlawanan kuat, sebab setelah tragedi Paris, saya pikir ada kecenderungan yang amat kuat bagi kita bukan untuk mengatasi persoalan, tetapi menciptakan slogan-slogan politik, baik tentang pengungsi maupun Guantanamo," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER