Serangan Udara Pimpinan AS Gempur Kilang Minyak ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 07:23 WIB
Sepanjang bulan ini, koalisi serangan udara yang dipimpin AS menggempur setidaknya 175 target di wilayah penghasil minyak utama bagi ISIS.
AS menggempur sejumlah fasilitas minyak ISIS di Suriah, tetapi mencoba tidak merusak fasilitas itu sepenuhnya seperti dalam perebutan kilang minyak Baiji di Irak. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan udara koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat menggempur setidaknya 175 target di wilayah penghasil minyak utama bagi kelompok militan ISIS sepanjang bulan ini. Washington berjanji akan mengintensifkan upaya untuk menghancurkan sumber pendanan utama ISIS, diperkirakan memberikan lebih dari US$1 juta (Rp13,7 miliar) per hari untuk kelompok militan itu.

Dalam serangan udara tersebut, koalisi berhasi menggempur 116 truk tanker minyak pada awal pekan ini. Ini Pertama kalinya koalisi serangan udara menargetkan kendaraan.

Serangan udara juga menargetkan kilang, pompa dan tangki penyimpanan minyak, menurut penghitungan Reuters dari serangan udara yang diluncurkan oleh Pentagon sejak 22 Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampanye ini menandai serangan udara koalisi yang lebih agresif. Target tersebut sebelumnya dianggap terlarang oleh koalisi sebagai upaya untuk menghindari korban sipil dan membatasi kerusakan infrastruktur minyak yang bisa dipergunakan oleh pemerintah Suriah yang baru.

Pentagon menyatakan pada Jumat (13/11) lalu bahwa serangan udara baru-baru ini di Suriah telah menimbulkan "kerusakan yang signifikan" bagi sumber dana ISIS. Dijuluki "Tidal Wave II", serangan udara ini berkonsentrasi pada fasilitas minyak di dekat Dayr Az Zawr dan Abu Kamal, wilayah yang diperkirakan memberi sumbangan sekitar dua pertiga dari pendapatan minyak ISIS.

Masih belum jelas berapa banyak lagi fasilitas minyak ISIS yang akan digempur oleh Pentagon sehingga upaya pendanaan ISIS bisa ditekan. Meski demikian, ISIS dilaporkan mampu memperbaiki fasilitas minyaknya yang hancur hanya dalam waktu 24 jam.

Tujuan serangan udara AS kali ini adalah untuk melumpuhkan ladang minyak ISIS selama setidaknya satu tahun, tanpa menghancurkan fasilitas tersebut sepenuhnya. Dengan strategi ini, pendanaan ISIS lewat perdagangan minyak dapat dihentikan, namun minyak dapat tetap diakses oleh kelompok lain atau warga sekitar ketika ISIS telah berhasil dikalahkan.

"Tak seorang pun ingin ini menjadi seperti Baiji," kata seorang pejabat AS, mengacu kepada kilang minyak yang sempat dikuasai ISIS di Irak. Gempuran bom As ke Baiji membuat fasilitas minyak itu kini sama sekali tidak dapat digunakan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER