Imam Besar Masjid Paris Serukan Agresi Militer Melawan ISIS

Melodya Apriliana/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 17:23 WIB
Pascateror Paris pekan lalu, imam besar masjid agung di Paris menyerukan agresi militer untuk melawan kelompok militan ISIS di benteng mereka di Suriah.
Pascateror Paris pekan lalu, imam besar masjid agung di Paris menyerukan agresi militer untuk melawan kelompok militan ISIS di benteng mereka di Suriah. (Reuters/Christian Hartmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Geram atas perbuatan ISIS yang menjungkirbalikkan agama Islam, ketua Masjid Agung Paris menyerukan agresi militer melawan benteng kelompok itu di Suriah.

"Amerika Serikat tidak mau, dan tidak bisa mengirim pasukan ke Suriah setelah Irak, Afghanistan,” Dalil Boubakeur berujar dalam bahasa Perancis, eksklusif kepada Christiane Amanpour dari CNN pada Kamis (19/11). "Direbutnya kembali Suriah oleh militer adalah satu-satunya cara memukul balik ISIS."

"Maksud Anda," Amanpour merepons, "tentara harus dikirim untuk menduduki wilayah yang mereka duduki?”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat perlu. Amat sangat perlu. Karena ISIS hendak menggenggam negara tempat mereka berada, meneror orang, dan memaksa mereka pindah melarikan diri. Dengan demikian, negara itu akan tersedia untuk mereka kuasai. Mereka menjadi semakin kuat, semakin agresif, dan bersenjata."

"Sedikit demi sedikit," ia mengakui, kelompok militan itu telah berhasil meradikalisasi pola pikir anak-anak muda Muslim di Eropa.

Itulah "kesesatan besar," sebutnya, "tidak hanya bagi Muslim, namun juga bagi (seluruh) dunia untuk menerimanya."

Menurut sang imam, banyak Muslim Perancis "lupa bahwa mereka adalah orang Perancis. Mereka juga lupa bahwa sebagai orang Perancis, mereka mestinya berlaku seperti orang Perancis lainnya, Anda mengerti?"

Boubakeur merasa amatlah penting bagi Muslim Perancis untuk "menunjukkan kebangsaan mereka sebagai orang Perancis, selera, nilai, serta penolakan terhadap apa yang berbahaya bagi mereka, negara, dan agama Islam."

"Namun di mana kekompakan umat Muslim di seluruh dunia?" Amanpour kembali bertanya, "Keluar saja dan katakan 'Tidak!' kepada kaum Muslim, radikal, ekstremis, orang-orang yang Anda sebut itu."

"Itulah pertanyaan sesungguhnya," jawab Boubakeur.

"Setiap kali saya berbicara di Masjid Agung ini, mereka justru berkata pada saya, 'Pak, Anda tidak mewakil umat Muslim, anak-anak muda yang berpikir secara berbeda.' Dan saya bilang, betul, karena saya memang tidak berpikir seperti mereka. Orang-orang yang berpikir seperti saya adalah orang yang bijaksana, tidak didengar, dan berbeda dengan kalian," ujarnya.

Kepada Amanpour ia juga berujar bahwa media tidak memandang mereka.

Media, tambahnya, hanya mengangkat mikrofon di hadapan kaum radikal yang omong kosong.

Serangan berdarah ISIS yang menewaskan 129 orang di Paris pada Jumat lalu telah membawa urgensi baru pada perdebatan tentang bagaimana memukul kekuatan ISIS di Suriah dan Irak. Dan yang jauh lebih penting, menghentikan perang sipil Suriah yang telah 4,5 tahun berlangsung.

Dalang di balik tragedi itu, Abdelhamid Abaaoud, seorang warga Belgia, telah menghabiskan sekian tahun hidupnya di Suriah. Ia kemudian kembali ke Eropa, dan Rabu kemarin tewas dalam penyerbuan polisi.

Bagi Boubakeur, ISIS tak punya urusan dengan Islam, dan memantik perang ideologi.

"Agama kami bukan tentang kekerasan, jihad, terorisme, atau perempuan yang membunuh."

"Di bagian mana tertulis dalam al-Quran bahwa seorang perempuan harus mengebom dirinya sendiri demi membunuh orang lain? Di mana al-Quran mengatakan itu? Di mana tertulis dalam al-Quran bahwa kita mesti membunuh orang tak bersalah? Anak-anak dan remaja?" (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER