Bamako, Mali, CNN Indonesia -- Setidaknya tiga orang tewas setelah dua atau tiga pria bersenjata menyerbut hotel mewah di Mali sambil menembakkan senjata AK-47 dan menyandera sekitar 170 orang.
Dua orang bersenjata pada awalnya menyandera sekitar 140 tamu hotel dan 30 pegawai hotel Radisson Blum di Bamado pada Jumat (20/11) pagi.
Stasiun televisi pemerintah ORTM melaporkan bahwa pada tengah hari, setidaknya 80 sandera berhasil dibebaskan oleh pasukan khusus Mali yang bergerak dari satu lantai ke lantai lainnya di dalam hotel itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara misi PBB di Mali Olivier Saldago mengatakan penyerang bersenjata AK-47 tiba di hotel pada jam 07.00 pagi waktu setempat dengan mempergunakan kendaraan atau lebih dari satu kendaraan dengan pelat nomor diplomatik.
Media melaporkan bahwa pelaku penyerangan itu berjumlah dua atau tiga orang.
Saksi bernama Amadou Keita yang bekerja di pusat kebudayaan di dekat hotel dikutip CNN mengatakan bahwa pria bersenjata itu melepas tembakan ketika memasuki hotel.
Menurut dia suara tembakan terdengar selama beberapa menit.
Seorang pejabat PBB mengatakan dua warga Mali dan seorang warga Perancis tewas, meski dia tidak memberi rincian lebih jauh.
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan ke pertemuan puncak regional yang diadakan di Chad, untuk turun langsung dalam penangan penyanderaan ini.
Pihak berwenang Mali mengatakan sekelompok orang bersenjata menyerbu sambil meneriakkan “Allahu Akbar” pada Jumat (20/11).
 Lokasi hotel mewah Mali yang diserbu kelompok Islamis. (CNN Indonesia) |
Pelaku bersenjata yang belum diketahui identitasnya itu kemudian menyandera 170 orang yang berada di dalam hotel
Pihak berwajib Mali mengatakan sejumlah sandera telah dibebaskan setelah dipaksa mengucapkan ayat suci Alquran.
Mereka mengatakan kelompok bersenjata ini bergerak dari satu lantai ke lantai lain dan kini berada di lantai tujuh hotel Raddison Blu di Bamako.
Sumber-sumber keamanan Mali mengatakan hingga 10 orang bersenjata menyerbu gedung hotel sambil menembakkan senjata dan berteriak “Allahu Akbar”.
Sementara perusahaan yang mengelola hotel itu, Rezidor Group, mengatakan menerima informasi bahwa hanya ada dua orang bersenjata.
Tiga dari tujuh staf maskapai Penerbangan Turkish Airlines yang terperangkap di dalam hotel ketika sekelompok orang bersenjata menyerang, berhasil melarikan diri.
Seorang pejabat pemerintah Turki yang mengumumkan ini tidak menjelaskan apakah ketiga orang ini dibebaskan atau melarikan diri.
Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama meminta tim penasehatnya untuk terus menginformasikan perkembangan terkait serangan dan penyanderaan di hotel mewah Mali.
Obama kini tengah berada di Malaysia untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi ASEAN, dan telah berbicara dengan Penasehat Keamanan Nasional Susan Rice mengenai peristiwa di Mali yang terjadi pada Jumat (20/11) ini.
Saksi mata di sekitar hotel mengatakan polisi telah mengepung dan menutup jalan menuju lokasi gedung hotel ini.
Serangan ini terjadi hanya seminggu setelah terjadi serangan berdarah di Paris yang menewaskan 129 orang, yang diklaim dilakukan oleh ISIS.
Sementara itu sumber yang dekat dengan Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan terdapat sejumlah warga negara itu yang disandera.
“Kami masih menunggu informasi pasti untuk diperiksa ulang. Ada warga Perancis di sana. Presiden mengikuti perkembangan situasi ini dengan seksama,” ujar sumber kantor kepresidenan seperti dikutip kantor berita Reuters.
Kantor berita pemerintah China Xinhua menyebutkan terdapat beberapa wisatawan asal negeri itu yang terperangkap di dalam hotel.
Identitas penyerang hingga kini masih belum diketahui.
Sepanjang tahun 2012, Mali Utara diduduki oleh para pejuang Islamis yang sebagian memiliki ikatan dengan al Kaidah. Meski mereka telah dipukur mundur melalui operasi militer pimpinan Perancis, kekerasan sporadis di wilayah itu masih terjadi.
Satu kelompok Islamis mengklaim bertanggung jawab atas kematian lima orang setelah terjadi serangan ke satu restoran yang populer di kalangan warga asing pada Maret lalu.
(yns)