Penyerang Bersenjata Hotel Mali Berbicara Inggris

CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 20:10 WIB
Salah satu sandera yang berhasil dibebaskan mengatakan mendengar pelaku penyerangan bersenjata di hotel mewah Mali berbicara dalam bahasa Inggris.
Hotel mewah di ibukota Mali, Bamako, diserang kelompok bersenjata dan ratusan orang disandera. (CNN Indonesia)
Bamako, Mali, CNN Indonesia -- Seorang penyanyi terkenal asal Guinea yang berhasil dibebaskan dari penyanderaan di hotel mewah Mali mengatakan mendengar para pelaku serangan berbicara dalam bahasa Inggris.

“Saya mendengar mereka megnatakan dalam bahasa Inggris ‘Apakah kamu sudah mengisi peluru?’, ‘Let’s go’,” kata Sekouba’Bambino” Diabete yang berasil dibebaskan dari dalam hotel oleh pasukan khusus Mali.

“Saya tidak bisa melihat mereka karena dalam sangat sulit melakukannya dalam situasi seperti ini,” katanya kepada Reuters, Jumat (20/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan masih terdengar suara tembakan dari dalam hotel. (Ikuti FOKUS: Drama Penyanderaan di Mali)

Stasiun televisi pemerintah Mali mengatakan, pasukan khusus negara itu berhasil membebaskan 80 orang, namun koran Perancis Le Monde mengutip sumber di kementerian keamanan Malian yang mengatakan setidaknya tiga orang tewas dalam serangan awal.

Muncul juga laporan media bahwa sejumlah sandera berhasil membebaskan diri mereka sendiri, dan sejumlah lainnya dibebaskan setelah mengucapkan ayat suci Alquran.

Seorang sumber senior di dinas keamanan Mali dikutip Reuters mengatakan, kelompok bersenjata ini menyerbu hotel Raddison Blu pada pukul 07.00, Jumat (20/11) sambil melepas tembakan dan berteriak “Allahu Akbar”. Mereka kemudian bergerak di dalam gedung hotel, menyisir setiap kamar dari satu lantai ke lantai lainnya.

Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan telah menghubungi pemerintah Mali dan mengatakan, Perancis akan “memberi bantuan yang diperlukan” untuk mengatasi insiden ini.

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan ke pertemuan puncak regional yang diadakan di Chad, untuk turun langsung dalam penangan penyanderaan ini.

Juru bicara misi PBB di Mali Olivier Saldago mengatakan penyerang bersenjata AK-47 tiba di hotel pada jam 07.00 pagi waktu setempat dengan mempergunakan kendaraan atau lebih dari satu kendaraan dengan pelat nomor diplomatik.

Media melaporkan bahwa pelaku penyerangan itu berjumlah dua atau tiga orang.

Saksi bernama Amadou Keita yang bekerja di pusat kebudayaan di dekat hotel dikutip CNN mengatakan bahwa pria bersenjata itu melepas tembakan ketika memasuki hotel. Menurut dia suara tembakan terdengar selama beberapa menit.

Seorang pejabat PBB mengatakan dua warga Mali dan seorang warga Perancis tewas, meski dia tidak memberi rincian lebih jauh.

Tiga dari tujuh staf maskapai Penerbangan Turkish Airlines yang terperangkap di dalam hotel ketika sekelompok orang bersenjata menyerang, berhasil melarikan diri.

Seorang pejabat pemerintah Turki yang mengumumkan ini tidak menjelaskan apakah ketiga orang ini dibebaskan atau melarikan diri.

Sebanyak awak maskapai penerbangan Air France yang tinggal di hotel yang diserang di Bamako dilaporkan selamat.

Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama meminta tim penasehatnya untuk terus menginformasikan perkembangan terkait serangan dan penyanderaan di hotel mewah Mali.

Obama kini tengah berada di Malaysia untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi ASEAN, dan telah berbicara dengan Penasehat Keamanan Nasional Susan Rice mengenai peristiwa di Mali yang terjadi pada Jumat (20/11) ini.

Gerakan Islamis di Mali seringkali melakukan serangan-serangan berdarah di wilayah Mali tengah yang mencakup Sahara, dan juga ibukota Bamako.

Satu kelompok Islamis mengklaim bertanggung jawab atas kematian lima orang dalam serangan di satu restoran yang populer di kalangan warga asing di Bamako, pada Maret lalu.

Pada Agustus, 17 orang tewas ketika satu hotel di Sevare, Mali tengah, diserang oleh kelompok militan Islamis yang berbasis di Sahara bernama al-Mourabitoun.

Korban dalam serangan di Seare itu juga termasuk warga sipil dan lima diantaranya bekerja untuk misi PBB di Mali, MINUSMA, dan empat tentara Mali dan empat militan.

Sebagian besar periode 2012, Mali utara diduduki oleh para pejuang Islamis yang sebagian memiliki hubungan dengan al Kaidah.

Para pejuang ini berhasil dikalahkan oleh operasi militer piminan Perancis, namun kekerasan sporadis terus terjadi di Mali tengah yang mencakup Sahara di bagian selatan dan juga ibukota Bamako.

Kantor berita Reuters menyebut keterlibatan militer Perancis di Mali ini menjadi salah satu alasan terjadi serangan di Paris dan juga kepentingan-kepentingan Perancis.

“Ini hanya permulaan, kami tidak akan pernah melupakan tragedi di Mali,” kata militan asing yang ada di Suriah yang dihubungi Reuters lewat dunia maya.

“Kepahitan di Mali, kesombongan Perancis, tidak akan pernah dilupakan begitu saja.”

Untuk langkah pencegahan maskapai penerbangan ini menunda seluruh penerbangan dari dan ke Bamako pada Jumat (20/11).

(cnn/reuters/yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER