Tersangka Teror Perancis Diduga Ketakutan, Batal Menyerang

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 07:41 WIB
Seorang tersangka aksi teror di Paris, Salah Abdeslam, diduga batal melakukan serangan dan kabur ke Brussels, Belgia. Polisi masih terus memburunya.
Seorang tersangka aksi teror di Paris, Salah Abdeslam, diduga batal melakukan serangan dan kabur ke Brussels, Belgia. Polisi masih terus memburunya. (Reuters/Philippe Wojazer)
Paris, CNN Indonesia -- Seorang tersangka aksi teror di Paris, Salah Abdeslam, masih terus menjadi buruan polisi Perancis dan Belgia. Dia diduga kabur ke Belgia setelah mengurungkan niatnya ikut serta dalam aksi penembakan dan pengeboman di jantung kota Paris yang menewaskan 137 orang.

Peran dan posisinya saat peristiwa terjadi 13 November lalu masih belum jelas. Sembilan hari setelahnya, sumber kepolisian yang dikutip CNN, Minggu (22/11), menjelaskan hasil penyelidikan yang menunjukkan jalur pelarian Abdeslam.

Menurut sumber penyidik yang tidak disebut namanya, Abdeslam, 26, diduga adalah sopir dari mobil Renault Clio hitam yang digunakan mengantarkan tiga pengebom bunuh diri di dekat Stade de France.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu dia berkendara lima kilometer ke selatan. Sumber CNN mengatakan, Abdeslam kemungkinan mengubah rute perjalanannya setelah kakaknya, Ibrahim, meledakkan diri di cafe Comptoir Voltaire.

Empat hari kemudian, mobil Clio itu ditemukan ditinggalkan di Place Albert Kahn, Paris. Mobil itu diabaikan di jalur penyeberangan, sepertinya Abdeslam tengah terburu-buru.

Inilah yang masih menjadi misteri. Apakah Abdeslam seharusnya melakukan serangan lain, bergabung dengan pelaku lainnya menyerang konser di kelab Bataclan, atau kembali ke tempat tinggalnya di Brussels untuk merencanakan serangan baru.

Adik Abdeslam, Mohamed Abdeslam, mengatakan pada stasiun TV Belgia bahwa kakaknya itu tidak jadi melakukan serangan, entah karena panik atau ketakutan. Mohamed berharap Abdeslam menyerahkan diri, "agar bisa memberikan jawaban yang kami, keluarga kami dan keluarga para korban, cari."

Kelompok ISIS dalam rekaman audio dan video mengatakan bahwa serangan Paris dilakukan oleh delapan bersaudara. Namun nyatanya hanya ada tujuh orang pelaku yang tewas dalam penyerangan tersebut, Abdeslam melarikan diri. ISIS juga mengatakan serangan dilakukan di distrik ke-10, 11 dan 18. Namun tidak ada serangan di distrik 18, tempat Abdeslam memarkir kendaraannya.

Diduga Abdeslam mengurungkan niatnya melakukan serangan dan kabur. "Pergerakannya tidak masuk akal. Cara dia membuang mobilnya, berjam-jam kemudian dia menelepon orang lain, menggunakan jalan tol ke Belgia, dia sepertinya sudah kehilangan kendali," kata sumber penyidik.

Sumber CNN mengatakan, sekitar pukul 2 pagi setelah serangan, Abdeslam menelepon kerabatnya di Brussels, meminta dijemput.

Dua kerabatnya, Mohammed Amri, 27 dan Hamza Attou, 21, kelahiran Maroko, tiba di Paris tiga jam kemudian. Mereka menjemput Abdeslam di distrik Barbes. Ketiganya kemudian berkendara ke Brussels.

Mereka sempat dihentikan dan diperiksa oleh petugas perbatasan. Namun saat itu, sekitar pukul 9 pagi, belum diketahui Abdeslam adalah salah satu pelaku penyerangan lalu mereka diperbolehkan melintas.

Abdeslam baru diketahui terlibat setelah polisi menemukan tiga pucuk senapan AK-47 di mobil yang disewa atas namanya. Sejak saat itu Abdeslam menghilang.

Amri dan Attou ditangkap di Brussels dan didakwa karena "memberikan bantuan pada serangan teroris dan berpartisipasi dalam aktivitas organisasi teroris."

Pengacara Amri dan Attou bersikeras klien mereka tidak tahu soal kegiatan apa yang dilakukan Abdeslam di Paris. Pengacara Attou, Carine Couquelet, mengatakan kliennya menemukan Abdeslam dalam keadaan "sangat terganggu dan seperti siap meledakkan diri." Saat itu, menurut Attou, Abdeslam membawa jaket besar dan barang lainnya, seperti sabuk peledak.

"Ada beberapa dugaan dalam hal ini: Apakah dia bagian dari kelompok teroris? Apakah dia mendukung secara logistik? Apakah dia seharusnya meledakkan diri? Apakah dia seharusnya melakukannya dan tidak jadi karena takut? Kita tidak tahu," kata Couquelet.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER