Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang demonstran kulit hitam di kampanye kandidat calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dipukuli dan menerima makian rasis setelah meneriakkan protes. Trump bahkan mengusir pria itu dengan kata-kata yang tidak kasar.
Peristiwa ini terjadi saat Trump melakukan kampanye di Birmingham, Alabama, Sabtu pekan lalu. Dalam kampanye tersebut, Mercutio Southall, aktivis kulit hitam dari kelompok pendukung minoritas Black Lives Matter meneriaki Trump dengan kata-kata "Dump the Trump" dan "Black Lives Matter."
Akibat teriakan Southall, Trump sempat menghentikan pidatonya dan mengusirnya. "Keluarga dia dari sini," kata Trump dengan kata-kata yang kasar beberapa kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai Trump mengusirnya, Southall dirubungi para pendukung konglomerat itu dan menarik paksa pria tambun berusia 31 tahun tersebut. Dalam video yang ramai diunggah di Youtube, Southall menerima perlakuan kasar, termasuk pemukulan oleh beberapa pendukung Trump.
"Saya ditinju di wajah, dipukul di leher. Saya ditendang di dada. Ditendang di perut. Seseorang menginjak tangan saya," kata Southall saat dihubungi
CNN, Minggu (22/11).
[Gambas:Youtube]Southall juga mengatakan bahwa beberapa pendukung Trump meneriaki dia dengan kata-kata "monyet" dan "negro." Southall membandingkan peristiwa yang dialaminya seperti penghakiman massal dalam aksi
long march warga kulit hitam dari Selma ke Montgomery di Alabama tahun 1965.
Donald Trump sehari setelah peristiwa itu mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan para pendukungnya sudah tepat, walau dia sendiri tidak mendukung aksi kekerasan.
"Mungkin dia dikasari karena apa yang dia lakukan sangat menjijikkan," kata Trump kepada CNN.
Southall berencana melancarkan gugatan kepada para pendukung Trump atas kekerasan yang dialaminya.
Donald Trump kerap menuai kecaman karena pidatonya yang provokatif, tidak akurat, dan kerap mendiskreditkan kelompok minoritas, membuatnya tidak populer di antara warga kulit berwarna.
Di awal kampanyenya, Trump mengatakan bahwa imigran Meksiko yang masuk ke AS adalah kriminal dan pemerkosa. Belakangan, dia menuai kontroversi dengan mengatakan bahwa masjid harus diawasi dan warga beragama Islam harus didata.
"Ini adalah kenyataan yang buruk dari Amerika. Ini menunjukkan Amerika seperti apa yang kita hidupi saat ini dan Amerika seperti apa jika Trump memimpin," tegas Southall.
[Gambas:Youtube] (stu)