Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria kelahiran Pakistan, Abid Naseer, dijatuhi hukuman 40 tahun penjara di Amerika Serikat setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan perencanaan serangan bom di Arndale Center di Manchester, Inggris, yang berhasil digagalkan.
Seperti dilansir The Independent, Selasa (24/11), Naser berasal dari Kota Peshawar, Pakistan. Ia direkrut oleh al-Qaidah untuk menyerang Manchester setelah mendapatkan visa pelajar pada November 2008. Ia pun menjadi kepala basis al-Qaidah di Inggris.
Para jaksa penuntut di New York mengatakan bahwa plot serangan di Inggris tersebut sebenarnya merupakan bagian dari rencana besar al-Qaidah yang juga ingin menebar teror di New York dan beberapa kedutaan Denmark.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain upaya pengeboman di Arndale City yang berhasil digagalkan, Naseer juga merencanakan serangan lain selama tinggal di daerah Cheetham Hill, Manchester.
Menurut jaksa penuntut, ia pernah berkosnpirasi menggunakan bom kendaraan potensial untuk meledakkan pusat perbelanjaan di Manchester saat Easter Bank Holiday pada 2009.
Naseer juga berencana meledakkan bom di luar gerai Next yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi pengeboman oleh kelompok separatis Tentara Republik Irlandia (IRA) pada 15 Juni 1996 silam. Ia sudah menyiapkan alat kedua untuk membunuh atau melukai pengunjung lain yang diprediksi akan berlari menyelamatkan diri ke Market Street.
Melihat rentetan rencana teror yang disusun oleh Nasir, Detektif Kepala Inspektur dari Unit Kontra-Terorisme Barat Laut Inggris, Tony Mole, menganggap hukuman penjara tersebut setimpal.
"Penjara 40 tahun adalah hukuman setimpal bagi pria yang nyaris melakukan apa yang disebut sebagai aksi teroris terkejam di Inggris sejak pengeboman 7/7. Mereka berencana menyerang pada akhir pekan Paskah, hari belanja paling ramai kedua dalam setahun. ketika sekitar 40.000-90.000 orang dapat menjadi target," tutur Mole.
Senada dengan Mole, Asisten Direktur FBI, Diego Rodriguez, mengkritik Naseer yang tak menggunakan visa pendidikannya untuk kehidupan lebih baik, tapi malah, "menggunakannya untuk mengambil hidup orang lain dalam jumlah banyak."
(stu)