Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jerman berencana mengirim 1.200 serdadunya untuk membantu pasukan koalisi melawan ISIS. Rencananya pengiriman bakal dilakukan pada akhir tahun ini.
Pengiriman kekuatan militer Jerman menyerang ISIS dikeluarkan setelah Kanselir Angela Merkel berjanji membantu Presiden Prancis Francois Hollande, untuk melawan kelompok teror tersebut pasca tragedi Paris.
Kepala Tentara Jerman Volker Wieker mengatakan rencana pengiriman pasukan masih harus mendapatkan persetujuan dari parlemen. Sebab sebenarnya, masyarakat Jerman sendiri tak terlalu suka dengan rencana pengiriman serdadu mereka untuk berperang.
Selama ini, pengiriman kekuatan militer Jerman haanya ditujukan untuk misi perdamaian. Hal itu disebabkan lantaran masih adanya trauma masa lalu saat Nazi berkuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal induk Jerman akan dikerahkan untuk membantu kapal induk Prancis, Charles de Gaulle. Dari sisi militer, jumlah 1.200 tentara sudah cukup memadai," ujar Wieker, seperti dilansir dari kantor berita, Reuters.
Pria 61 tahun itu berharap parlemen akan menyetujui rencana pengiriman dan dia dapat menerima mandat tersebut sebelum akhir tahun ini.
Ancaman ISIS di JermanSementara itu, dari dalam negerinya Jerman memastikan bahwa dua orang yang ditangkap di Berlin pada Kamis lalu memiliki kaitan dengan ISIS. Mereka disinyalir merencanakan serangan di Kota Dortmund dari Berlin.
Seperti dilansir Reuters merujuk pada harian Jerman, Tagesspiegel, unit komando kepolisian Jerman menahan dua pria asal Suriah dan Tunisia tersebut atas dugaan merencanakan serangan dan menarget pusat kebudayaan.
Sebelumnya, polisi juga menemukan objek berbahaya di dalam kendaraan yang digunakan oleh kedua tersangka sehingga para warga dievakuasi dari perumahan sekitar.
Tim penyelidik kriminal kini tengah menginvestigasi individu-individu yang diduga terkait dengan penangkapan ini.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Rabu kemarin memang mengatakan bahwa Jerman masih dalam tingkat ancaman keamanan tinggi setelah serangan Paris yang menewaskan setidaknya 130 orang pada 13 November lalu.
(sip)