Iran Kritik Rencana Pertemuan Oposisi Suriah di Riyadh

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2015 12:33 WIB
Iran mengatakan bahwa pertemuan kelompok oposisi Suriah di Riyadh, Arab Saudi, akan menggagalkan proses perdamaian di Suriah.
Perpecahan dalam kelompok oposisi di Suriah menjadi kendala terbesar dalam proses perdamaian negara itu, sekaligus memberi keuntungan bagi ISIS. (Reuters/Hosam Katan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Iran mengatakan bahwa pertemuan kelompok oposisi Suriah di Riyadh, Arab Saudi, akan menggagalkan proses perdamaian di Suriah.

“Pembicaraan damai adalah kesempatan untuk menemukan solusi politik untuk mengakhiri perang di Suriah…pertemuan semacam itu di Riyadh…bertujuan untuk membahayakan pembicaraan Wina,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian kepada kantor berita Fars, Kamis (3/12).

“Pertemuan di Riyadh…akan menyebabkan kegagalan pembicaraan damai Wina soal Suriah dan ini bukan bagian dari perjanjian Wina,” tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi, rival Iran yang Syiah, telah mengundang 65 orang dari oposisi Suriah untuk berkumpul di Riyadh untuk mencoba menyatukan mereka menuju kelanjutan pembicaraan damai soal Suriah.

Dua ronde pertama pembicaraaan damai Suriah dilangsungkan di Wina, Austria. Pada November, pihak yang terlibat dalam pembicaraan di Wina sepakat untuk proses politik yang berujung pemilu di Suriah dalam dua tahun. Namun masih terdapat perbedaan dalam isu kunci terutama terkait nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Amerika Serikat, negara-negara Teluk, dan Turki, mengatakan bahwa Assad yang merespon keras protes damai pada 2011 lalu merupakan penyebab perang. Oleh karena itu, ia harus turun takhta.

Iran dan Rusia mendukung Assad, mengatakan bahwa negara lain seharusnya tak memaksakan agenda politik mereka di Suriah.

“Hanya orang Suriah bisa memutuskan nasib negara mereka,” kata Amirabdollahian.

Perpecahan di antara kelompok oposisi Suriah selama ini merupakan kendala utama bagi negara itu mencapai perdamaian, yang juga menyebabkan mudahnya kelompok ultra garis keras seperti ISIS mengambil keuntungan. PBB mencatat lebih dari 250 ribu orang telah tewas dalam konflik Suriah, sedang jutaan lainnya melarikan diri atau kehilangan rumah mereka. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER