Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan istri pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dibebaskan dari penjara Libanon bersama dengan tahanan lainnya. Mereka ditukar dengan tentara Libanon yang selama ini ditawan kelompok militan Suriah yang berafiliasi dengan al-Qaidah, Jabhat al-Nusra.
Pertukaran tawanan dilakukan pada Selasa (1/12) di pinggiran kota Arsal, disiarkan oleh media Al-Jazeera, seperti dikutip dari Reuters. Saja Dulaimi, yang pernah menikahi Baghdadi enam tahun lalu diserahkan pada Jabhat al-Nusra.
Dalam rekaman Al-Jazeera terlihat beberapa wanita bercadar yang merupakan tawanan Libanon diserahkan kepada kelompok Al-Nusra yang menggunakan penutup wajah. Menurut pejabat Libanon, satu dari lima wanita bercadar tersebut adalah Dulaimi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegembiraan terlihat saat Al-Nusra menyerahkan 16 tentara dan polisi Libanon serta mayat seorang serdadu yang ditawan usai penyerangan di kota Arsal 16 bulan lalu. Keluarga mereka menyambut kerabat yang telah lama dirindukan. Sebanyak 29 tentara Libanon ditawan Al-Nusra saat kelompok militan Suriah bersama dengan ISIS menyerbu Arsal. Empat tentara Libanon tewas di tahanan.
Sementara Libanon sepakat menyerahkan 13 tahanan dari militan Al-Nusra, termasuk Dulaimi. Pertukaran tawanan ini adalah kesuksesan negosiasi antara Libanon dan Al-Nusra yang dimediasi oleh Qatar. ISIS sampai sekarang masih menawan sembilan tentara Libanon asal Arsal dan belum menunjukkan kesediaan berunding.
"Kebahagiaan saya tidak bisa digambarkan," kata seorang polisi Libanon yang dibebaskan.
Kegembiraan yang sama disampaikan oleh Suleiman Dirani yang berterima kasih kepada militan Al-Nusra yang disebutnya "saudara" karena telah memperlakukan mereka dengan baik selama di tahanan. "Kami keluar dari sini seperti saat datang, kami semua dalam kondisi sehat," kata dia.
Mantan istri Baghdadi, Dulaimi berharap bisa berangkat ke Beirut untuk selanjutnya menuju Turki, memulai hidup baru di negara itu bersama suaminya.
Dulaimi ditangkap oleh kepolisian Libanon November tahun lalu setelah memasuki negara itu secara ilegal bersama dengan suami barunya, menggunakan identitas palsu.
Menurut aparat, dia hanya menikah dengan Baghdadi selama tiga bulan pada tahun 2009, namun telah kenal dengan pemimpin ISIS itu sejak tahun 2005. Dia ditahan bersama putrinya yang berusia 10 tahun, diduga anak Baghdadi. Juni lalu, Dulaimi melahirkan anak di penjara.
Saat ini Qatar dan Libanon tengah mencoba berkomunikasi dengan ISIS untuk pembebasan tentara yang ditawan. "Kebahagiaan ini belum lengkap sampai mereka yang diculik Daesh dibebaskan. Kami siap bernegosiasi dengan Daesh jika kami tahu siapa yang harus diajak berunding," kata pejabat tinggi keamanan Libanon, Abbas Ibrahim, kepada Reuters, menyebutkan singkatan ISIS dalam bahasa Arab.
(den)