Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas wilayah otonomi Kurdi di Irak Utara membantah tuduhan bahwa mereka membantu menyelundupkan minyak dari ladang minyak yang dikontrol oleh ISIS, menyebutnya “imajinasi liar dan tidak substansial.”
Berbicara di sebuah konferensi di London, Inggris, menteri sumber daya alam Kurdistan Irak Ashti Hawrami menegaskan pernyataan oleh pemerintahnya bahwa setiap tetes minyak yang mengalir ke wilayah mereka dibukukan.
"Kami melakukan segalanya untuk memastikan bahwa setiap barel dicatat," kata Hawrami, Selasa (1/12).
Kementerian Kurdistan itu mengeluarkan pernyataan dalam menanggapi tuduhan bahwa beberapa ekspor minyak mentah berasal dari wilayah yang dikuasi oleh ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat pertahanan AS memperkirakan ISIS menghasilkan sekitar US$47 juta per bulan dari penjualan minyak hingga Oktober.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan diperkirakan produksi dari ladang minyak yang dikuasi ISIS sekitar 40 ribu barel per hari (bph).
"(Laporan-laporan ini) imajinasi liar dan tidak substansial,” kata Hawrami. Ia menambahkan bahwa pemerintahnya sedang bekerja keras dengan sekutu untuk mengganggu pasokan dari minyak yang diproduksi ISIS di Irak bagian utara.
Pemerintah otonomi Kurdi mulai melewati Baghdad dan mengekspor minyak langsung pada 2014 menyusul perselisihan dengan pemerintah federal tentang pangsa anggaran. Saat ini wilayah otonomi Kurdi di Irak Utara mengekspor minyak lebih dari 500 ribu bph.
Wilayah ini berencana untuk meningkatkan ekspor menjadi 1 juta bph pada akhir tahun depan, kata Hawrami.
"Kami bisa saja ada di 1 juta barel per hari sekarang jika bukan karena gangguan ISIS pada 2014, yang memperlambat kegiatan dan menghentikan beberapa pekerjaan di Kurdistan. Kami memang tak bisa mengerjarnya tapi akan terjadi pada 2016," lanjutnya.
Pemerintah regional Kurdistan mengatakan pada Senin bahwa semua minyak mentah yang bergerak ke pelabuhan Turki, Ceyhan, serta semua barang yang dimuat di tempat itu, telah diverifikasi. Ini merespons tudingan bahwa mereka memungkinkan minyak yang diproduksi oleh ladang minyak yang dikontrol ISIS dijual bersama minyak mereka.
"Kita berhadapan dengan Daesh (ISIS) di garis depan. Kami telah mengbom infrastruktur mereka. Tidak satu tetes pun minyak berasal (dari Daesh)," kata Hawrami.
(stu)