Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Vladimir Putin mengeluarkan kalimat keras terhadap Turki, terkait penembakan jet Rusia beberapa waktu lalu. Bahkan dalam pidato kenegaraannya, Putin menyebut "Allah telah menghukum Turki."
Pernyataan Putin ini menjadi satu lagi pengobar ketegangan antara Rusia dan Turki usai peristiwa 24 November lalu. Turki mengatakan menembak jatuh jet Rusia karena memasuki wilayah mereka kendati telah diperingati 10 kali. Sementara Rusia menampiknya, mengatakan jet mereka masih berada di Suriah.
"Mungkin hanya Allah yang tahu mengapa mereka melakukan itu," kata Putin, dengan menyebut kata "Allah", kemungkinan untuk menyindir Turki yang mayoritas populasinya adalah umat Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan buktinya Allah memutuskan menghukum pemimpin Turki, dengan mencabut setiap dalih dan logika mereka," lanjut Putin, dikutip Reuters.
Putin mengatakan tindakan Turki terhadap jet mereka adalah kejahatan perang, dan karenanya Kremlin bakal menghukum Ankara dengan sanksi tambahan. Putin memberi sinyal bahwa dampak insiden tersebut serius dan tak akan mereda dalam waktu dekat.
"Kami tidak berencana hanyut dalam hasutan perang (dengan Turki)," ujarnya, usai mengheningkan cipta demi mengenang dua prajurit Rusia yang turut tewas pascapenembakan tersebut, serta warga Rusia yang menjadi korban terorisme.
"Namun jika mereka berpikir dengan melakukan kejahatan perang ini dan membunuh warga kita, mereka bisa mengalihkan pembicaraan tentang tomat yang kita beli atau pembangunan, mereka salah besar."
Akibat insiden itu, Rusia memang menghentikan kerja sama dagang dengan Turki di sektor agrikultur, selain melarang penjualan paket wisata dan penerbangan pesawat sewaan ke Turki untuk memberi pelajaran pada pemerintahan Recep Tayyip Erdogan.
"Kami mengingatkan mereka tidak hanya sekali soal apa yang mereka lakukan, dan mereka akan menyesalinya lebih dari sekali," lanjut Putin.
Sembari menyerukan koalisi internasional yang lebih besar demi melawan terorisme, Putin meminta semua negara agar menghindari "standar ganda, kontak dengan organisasi teroris manapun, dan menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri," jelas-jelas menyindir Turki.
Retorika yang digunakan Putin kian menghapus harapan untuk rujuk dan memperdalam jurang di antara mereka. Rabu kemarin, Rusia bahkan menuding Turki membeli minyak hasil selundupan ISIS, yang disangkal keras oleh Ankara.
Hingga sembilan hari usai kejadian, Moskow dan Ankara masih saling melempar tudingan sekaligus membela diri. Putin pun geram lantaran Erdogan enggan meminta maaf.
Erdogan dan Putin sempat berpapasan pada KTT Iklim PBB di Paris pekan lalu, namun keduanya melenggang tanpa memberi salam.
(den)