Jakarta, CNN Indonesia -- PBB mendesak Yordania untuk memberikan akses masuk terhadap 12.000 pengungsi Suriah yang terdampar di perbatasan dengan kondisi kehidupan yang kian memburuk. PBB juga mendesak agar Yordania memperkuat keamananan di pos-pos pemeriksaan.
Lembaga pengungsi PBB, UNHCR mengungkapkan dalam beberapa pekan terakhir jumlah pengungsi Suriah yang melarikan diri dari peperangan dan mengungsi di perbatasan Suriah-Yordania di wilayah timur laut telah melonjak hingga 12.000 orang dari catatan sebelumnya 4.000 ribu orang.
Kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch menyatakan Yordania menempatkan risiko yang besar dengan memblokir akses masuk kepada 12.000 pengungsi, yang sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yordania harus berhenti membuat pengungsi terdampar selama berbulan-bulan di daerah perbatasan terpencil dan memindahkan mereka ke pusat transit pengungsi," ujar Nadim Houry, Wakil Direktur HRW untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pekerja bantuan memperkirakan meningkatnya jumlah pengungsi Suriah di sekitar perbatasan tersebut disebabkan pengeboman Rusia daerah yang dikuasai ISIS di Homs timur, seperti Palmyra, serta di provinsi Raqqa.
Hingga saat ini, pejabat berwenang Yordania menolak untuk berkomentar terkait masalah ini.
Sejumlah erbatasan tidak resmi di sekitar Yordania ditutup sejak Mei 2013. Para pejabat Yordania menyatakan negara itu telah mencapai batas dalam menampung pengungsi.
Yordania kini menampung 632.228 pengungsi Suriah, yang sangat memberikan dampak terhadap sektor infrastruktur dan ekonomi negara itu, menurut juru bicara UNHCR, Melissa Fleming.
Belakangan, jumlah pengungsi yang mencoba memasuki Yordania terus berkurang hingga kurang dari 50 pengungsi per hari.
"[Para pengungsi] terdiri dari orang tua, warga yang sakit dan terluka, anak-anak, perempuan dan orang lain yang rentan dan benar-benar membutuhkan bantuan," kata Fleming.
"Kami khawatir sejumlah pengungsi perempuan bahkan harus melahirkan dalam kondisi yang sangat tidak sehat dan tidak higienis," katanya.
(ama/ama)