Trump: Larangan Muslim Masuk Sama Dengan Kebijakan PD II

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 09 Des 2015 08:45 WIB
Donald Trump mengatakan usul larang Muslim masuk AS sama dengan kebijakan Roosevelt menahan ribuan warga keturunan Jepang di PD II.
Donald Trump mengatakan usul melarang Muslim serupa dengan kebijakan Roosevelt pada Perang Dunia II. (Reuters/Jay Paul)
Washington, CNN Indonesia -- Bakal calon presiden Partai Republik Donald Trump membela usul melarang Muslim masuk ke AS dan membandingkan rencananya itu dengan penahanan warga Amerika keturunan Jepang dan warga lain pada Perang Dunia II.

Pada Selasa (8/12), Trump juga tidak mengindahkan kemarahan akan usulnya itu dari berbagai negara.

Trump mengatakan ide itu tidak lebih buruk dari ide Presiden Franklin D. Roosevelt, yang mengarahkan penahanan 110 ribu warga di kamp penahanan pemerintah AS setelah pesawat Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Yang akan saya lakukan tidak berbeda dengan [yang dilakukan] FDR,” kata Trump dalam acara televisi ABC “Good Morning America”.

“Kita tidak punya pilihan lain kecuali melakukan ini,” tambahnya. “Ada orang-orang yang ingin meledakkan gedung-gedung di negara itu, kota di sini. Kita harus mengetahui situasi yang terjadi.”

Sementara dalam acara televisi lain, Trump mengatakan bahwa larangan itu hanya “jangka pendek.” Dan larangan itu akan dicabut “dengan sangat cepat jika negara kita sudah bisa mengambil jalan yang diperlukan.”

Pada Senin (7/12), Trump meminta agar Muslim yang meliputi calon imigran, pelajar, wisatawan dan pengunjung lain, dilarang memasuki negara itu setelah aksi penembakan massal oleh dua suami isteri Muslim yang menurut pihak berwenang sudah teradikalisasi.

Ini merupakan reaksi paling dramatis dari seorang bakal calon presiden terkait penembakan di San Bernadino, California itu. Bakal calon presiden partai Republik lain hanya meminta agar rencana Presiden Obama menerima 10 ribu pengungsi asal Suriah ditunda.

Gedung Putih meminta partai Republik mengatakan tidak akan mendukung Trump, yang saat ini berada di posisi terdepan dalam meraih tiket menjadi calon presiden dari partai Republik di pemilu 2016.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson mengatakan pernyataan Trump itu bisa membahayakan keamanan AS sendiri.

Sementara itu, perdana menteri Perancis dan Inggris, PBB dan Muslim di sejumlah negara Asia mengecam pernyataan raja pengembang perumahan ini. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER