Jakarta, CNN Indonesia -- Para penyidik yang tengah meluncurkan investigasi terhadap serangan di Paris, Perancis memaparkan bahwa tersangka ketiga penyerangan di gedung konser Bataclan pada 13 November lalu diidentifikasi bernama Foued Mohamed-Aggad, 23, seorang warga negara Perancis yang berangkat ke Suriah dua tahun lalu.
Para penyidik mengidentifikasi Mohamed-Aggad sebagai salah satu dari tiga orang bersenjata yang membunuh 90 orang di Bataclan. Informasi ini didapat setelah ibunya mengungkapkan bahwa dia diberitahu tentang kematian Mohamed-Aggad melalui pesan teks dari Suriah, menurut pengacara keluarga Mohamed-Aggad.
Dalam penyerangan di Bataclan, dua dari tiga penyerang meledakan diri dengan rompi bunuh diri, sementara satu lain tewas ditembak polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyidik belum berhasil mengungkapkan seluruh identitas para penyerang yang meluncurkan teror di sejumlah tempat di jantung kota Paris pertengahan November lalu, menyebabkan 130 orang tewas.
Para penyidik berhasil mengidentifikasi Mohamed-Aggad setelah mendapat informasi dari ibunya dan mencocokkan DNA sang ibu dengan Mohamed-Aggad.
"Pesan SMS itu menyebitkan bahwa anaknya telah meninggal, yang berbunyi, 'Dia meninggal pada 13 November dengan saudara-saudaranya'," kata Francoise Cotta, pengacara bagi ibu dan keluarga Mohamed-Aggad. Sang ibu mendapatkan pesan singkat itu sekitar 10 hari lalu.
"Dia langsung berfikir bahwa [Mohamed-Aggad] mungkin telah menjadi salah satu penyerang bunuh diri di Bataclan," kata Cotta, menambahkan bahwa dia diminta oleh sang ibu untuk segera menghubungi penyidik.
Mohamed-Aggad berangkat ke Suriah pada akhir 2013 dengan sekelompok orang dari luar kota Perancis, Strasbourg. Sebanyak tujuh orang dari kelompok tersebut ditangkap Mei 2014 setelah kembali ke Perancis.
Masih belum jelas kapan dan bagaimana Mohamed-Aggad kembali ke Perancis. Pihak intelijen seharusnya melakukan pemantauan ketat kepada para jihadis yang kembali ke dalam negeri.
Penyidik memaparkan bahwa kakak pelaku, Karim, yang juga pernah berangkat ke Suriah, kini masih mendekam di penjara di Perancis.