Erdogan: Tentara Turki Ada di Irak atas Permintaan Irak

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 13:03 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukan Turki sudah berada di pangkalan militer di Irak utara atas permintaan pemimpin Irak sejak 2014.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukan Turki sudah berada di pangkalan militer di Irak utara atas permintaan pemimpin Irak sejak 2014. (Kayhan Ozer/Presidential Press Office/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukan Turki sudah berada di pangkalan militer di Irak utara atas permintaan pemimpin Irak sejak 2014.

“Kami diminta oleh Perdana Menteri al-Abadi untuk membantu melatih tentara dan, atas permintaannya, kami mendirikan kamp pelatihan di Bashiqa pada 2014,” kata Erdogan kepada al-Jazeera, dikutip dari Reuters, Kamis (10/12).

Namun baru sekarang, Irak mempermasalahkan soal ini. Erdogan mengatakan bahwa Abdati “tidak mengatakan apa pun, hingga sekarang,” karena perkembangan di kawasan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri Irak memanggil duta besar Turki untuk menuntut Turki menarik ratusan tentara mereka yang berada di Irak utara, dekat dengan kota Mosul yang dikuasai oleh ISIS.

Kemlu Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Turki telah masuk ke teritori Irak tanpa sepengetahuan pemerintah pusat Irak di Baghdadm dan bahwa Irak melihat kehadiran [Turki] sebagai “pelanggaran kedaulatan.”

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pada Rabu (9/12) bahwa tentara Turki dikirim ke Irak setelah ancaman dari ISIS terhadap pelatih militer Turki di kawasan itu meningkat dan bahwa pengiriman pasukan itu merupakan aksi solidaritas, bukan agresi.

“Pelatih [militer] yang ada di kamp Bashiqa ini diancam oleh Daesh (ISIS) karena terletak 15-20 kilo meter dari Mosul dan mereka hanya punya senjata ringan,” ujar Davutoglu di Istanbul.

Erdogan mengatakan bahwa tentara Turki yang ditugaskan di kamp mayoritas adalah pelatih. Ia juga menyalajkan kebijakan Irak dan Iran atas meningkatnya isu sektarian dalam perang di Suriah. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER