Jakarta, CNN Indonesia -- Situs perusahaan Trump Towers, gedung pencakar langit mewah di Manhattan, New York milik taipan Amerika Serikat, Donald Trump, tidak dapat diakses selama sekitar satu jam pada Jumat (11/12). Kelompok peretas Anonymous mengklaim peretasan tersebut sebagai aksi mengecam komentar anti-Islam yang dilontarkan Trump pekan ini.
Laman www.trumptowerny.com, situs untuk gedung mewah setinggi 68 lantai yang sering digunakan Trump dalam berbagai kampanye untuk mendukungnya sebagai bakal calon presiden AS, tidak dapat diakses setelah Anonymous mengklaim peretasan situs tersebut melalui akun Twitter miliknya.
"Situs Trump Towers di NY tak dapat diakses sebagai pernyataan melawan rasisme dan kebencian. https://www.trumptowerny.com (yang dapat Anda lihat hanyalah situs kosong dengan
cloudflare yang
offline)," cuit akun Twitter Anonymous, @YourAnonNews, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal pekan ini, kelompok peretas itu mengunggah video di YouTube, lengkap dengan pesan yang berbunyi, "Donald Trump berpikir lah dua kali sebelum Anda berbicara, Anda telah diperingatkan, Donald Trump."
Hingga berita ini ditulis, juru bicara Trump Towers tidak bersedia memberi komentar.
Peretasan ini terjadi di tengah kecaman publik internasional atas komentar kontroversial yang dilontarkan Trump pekan ini, yaitu seruan pelarangan seluruh umat Muslim untuk memasuki AS.
Seruan Trump yang bernada diskriminatif tersebut dinilai menyulut sentimen anti-Islam, atau Islamofobia, beberapa pekan usai aksi penembakan yang dilakukan suami-isteri Muslim di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang.
Sebelumnya, k
antor cabang Trump Towers di Turki turut mengutuk komentar kontroverial anti-Islam yang dilontarkan Donald Trump pekan ini. Waralaba dari Trump Tower yang berbasis di New York City, Amerika Serikat ini mengaku tengah meninjau kembali kerja sama bisnis mereka dengan Trump.Jajak pendapat terbaru yang diluncurkan oleh New York Times/CBS News menunjukkan warga Amerika kini lebih takut tentang kemungkinan serangan teroris ketimbang waktu lainnya sejak insiden pada 11 September 2001.
Ketakutan warga AS atas serangan teroris membantu Trump melesat dalam jajak pendapat kandidat bakal calon presiden AS dari Partai Republik.
Kelompok peretas Anonymous merupakan jaringan internasional peretas dan aktivis, atau "hacktivists." Kelompok ini kerap meluncurkan serangan siber pada sejumlah kelompok militan, seperti ISIS, khususnya menyusul serangan di Paris bulan lalu yang menewaskan 130 orang.
(ama)