Jakarta, CNN Indonesia -- Ketimbang merasa bersalah atas idenya untuk melarang Muslim masuk ke Amerika Serikat menyusul tragedi penembakan di San Bernardino, California, alih-alih kandidat bakal calon presiden AS, Donald Trump, berkata telah melakukan yang terbaik bagi umat Islam.
"Saya melakukan hal yang baik bagi Muslim," kata Trump kepada jurnalis
CNN, Don Lemon, pada Rabu (9/12). "Banyak teman Muslim saya yang setuju dengan saya. Mereka bilang, 'Donald, kau membawa sesuatu yang sangat brilian dan fantastis.’”
Di antara pihak yang disebutnya berterima kasih kepadanya, kandidat asal Partai Republik itu menyinggung "salah satu orang penting dari Timur Tengah" tanpa mengungkap namanya. Rabu kemarin, orang itu menelepon Trump untuk bilang, "Donald, kau melakukan hal yang keren."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya cinta Timur Tengah, saya cinta orang-orangnya." ujar Trump.
"Saya punya banyak teman Muslim. Mereka fenomenal. Mereka senang atas apa yang saya lakukan."
Menurut Trump, pelarangan yang ia usulkan sebenarnya mungkin tidak akan berlangsung lama, tetapi idenya itu terlanjur disalahartikan.
"Bisa saja berlangsung cepat, namun itu adalah perkara yang harus didiskusikan," akunya, seraya menambahkan pengecualian bagi atlet dan diplomat Muslim.
Berbeda dengan tokoh-tokoh di Partai Republik dan sejumlah lawannya dalam pencalonan menuju tahta kepresidenan, satu-satunya pihak yang tidak mengkritik baginya adalah, "Publik. Masyarakat setuju dengan apa yang saya katakan. Mereka melihat ada dua binatang yang keluar pekan lalu dan menembaki orang-orang (di San Bernardino)."
Konglomerat itu tak henti membela dirinya meski diterpa hujatan dari sana-sini, baik Gedung Putih, partainya sendiri, dan tentu saja masyarakat dunia. Di Inggris, misalnya, petisi untuk melarang Trump masuk ke negara tersebut sudah ditanda tangani lebih dari 380 ribu orang seperti diberitakan Independent, setelah situsnya sempat jebol malam tadi lantaran terlalu banyak orang yang hendak berpartisipasi.
Trump pun tak mampu mengelak dari beragam tudingan miring, termasuk pembandingan dirinya dengan diktator lampau Jerman, Adolf Hitler, yang rasis terhadap umat Yahudi. Meski kian hari kian tajam, pebisnis itu mengaku tidak merasa jengkel.
"Anda mau tahu apa yang akan mengganggu saya?" tanyanya kepada Lemon. "Jika tuduhan itu benar-benar ada, itu akan amat mengganggu saya. Namun tentu saja, jika Anda adalah seorang rasis, Anda mungkin tidak peduli. Namun jujur saja, saya tidak sering mendengarnya."
Dan tentang anggapan publik bahwa dirinya mengidap fanatisme dan Islamofobia, "Saya adalah orang paling tidak rasis yang pernah Anda temui," Trump menampik tegas.
Kepada Lemon, Trump tidak ragu mengutarakan komentar pedasnya terhadap strategi Presiden Barack Obama yang hendak mengirim pasukan khusus ke wilayah Kurdi, perbatasan Suriah-Irak, guna menggempur ISIS langsung di "jantungnya".
"Kita punya presiden bodoh. Jika saya menang, saya ingin jadi presiden yang tak terduga."
(stu)