Assad Tolak Berdiskusi dengan Kelompok Oposisi Suriah

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Des 2015 05:30 WIB
Presiden Suriah, Bashar al-Assad menolak bernegosiasi dengan berbagai kelompok oposisi bersenjata Suriah, memupuskan harapan perundingan damai.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad menolak bernegosiasi dengan berbagai kelompok oposisi bersenjata Suriah, memupuskan harapan perundingan damai antar kedua pihak. (Reuters/SANA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Suriah, Bashar al-Assad menyatakan bahwa ia tidak akan bernegosiasi dengan berbagai kelompok oposisi bersenjata Suriah, menghancurkan harapan akan terjalinnya pembicaraan damai antara Assad dengan para oposisi yang rencananya akan dilakukan bulan depan.

Amerika Serikat membantu menengahi kesepakatan yang dicapai pada Kamis (10/12), di mana lebih dari 100 anggota partai oposisi Suriah dan puluhan pemberontak yang memerangi rezim Assad, termasuk Free Syrian Army atau Tentara Pembebasan Suriah (FSA), sepakat untuk bertemu dengan pemerintah Suriah di bawah naungan PBB bulan depan.

Inisiatif ini didorong oleh upaya mengalahkan kelompok militan ISIS yang merupakan musuh bersama yang telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita EFE, Spanyol, Assad menyatakan dia tidak akan mengadakan pembicaraan politik dengan kelompok-kelompok bersenjata, dan menuduh Washington dan sekutunya, Arab Saudi menginginkan "kelompok teroris" untuk bergabung dalam negosiasi.

Assad menyatakan bahwa Suriah memiliki kontak dengan sejumlah kelompok bersenjata hanya karena satu alasan, yakni "untuk ketika mereka menyerahkan persenjataan mereka dan memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah atau kembali ke kehidupan normal mereka. Ini adalah satu-satunya cara untuk berurusan dengan kelompok militan di Suriah."

"Tidak ada gunanya menggelar pertemuan di New York atau di mana pun tanpa mendefinisikan kelompok teroris," kata Assad.

"Bagi kami, di Suriah, setiap orang yang memegang senapan mesin adalah teroris," ujarnya menambahkan.

Sejumlah menteri luar negeri dari negara-negara yang menentang Assad akan bertemu di Paris pada Senin (14/12) untuk mempersiapkan pembicaraan dengan Rusia dan negara-negara Timur Tengah di New York pada Kamis (17/12) dengan fokus khusus mencoba membentuk delegasi oposisi untuk pembicaraan damai.

Sebelum Assad melontarkan pernyataan tersebut, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dijadwalkan akan berangkat ke Moskow pada Selasa (15/12) untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Namun, pengalaman buruk pada konferensi perdamaian yang gagal di Swiss dua tahun lalu membuat semua pihak menaruh harapan yang rendah soal digelarnya perundingan damai ini.

Sejumlah kelompok bersenjata dalam perundingan di Riyadh, Saudi, meluncurkan pernyataan bahwa Assad harus lengsung dari pemerintahan sebagai awal mula pemerintahan Suriah yang baru, yang diharapkan dapat berjalan demokratis.

Permintaan ini didukung oleh negara-negara Barat namun ditolak oleh sekutu Assad, Rusia dan Iran. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER