Kanselir Jerman Akan Pangkas Jumlah Imigran

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 16:06 WIB
Kanselir Jerman Angela Merkel yang selama ini membuka pintu bagi pengungsi, ingin menurunkan jumlah imigran yang masuk ke negaranya secara drastis.
Kanselir Jerman Angela Merkel yang selama ini membuka pintu bagi pengungsi, ingin menurunkan jumlah imigran yang masuk ke negaranya secara drastis. (Reuters//Hannibal Hanschke)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir Jerman Angela Merkel ingin memangkas jumlah imigran yang masuk ke negaranya secara drastis, mengisyaratkan upaya kompromi dengan para politisi di partainya.

Merkel sebelumnya membuka pintu Jerman bagi pengungsi asal Timur Tengah dan Afrika yang datang ke negara itu. Tahun ini saja, Jerman diprediksi menerima hingga satu juta pengungsi.

Membanjirnya pengungsi di Jerman membuat Merkel mendapat tekanan dari dalam partainya sendiri, Serikat Kristen Demokrat (CDU).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di saat yang sama, kami memperhatikan keprihatinan rakyat, yang khawatir soal masa depan, dan ini berarti kita ingin mengurangi, kami ingin mengurangi secara drastis jumlah orang yang datang ke kami," ujar Merkel kepada tekevisi ARD.

Popularitas Merkel jatuh akibat kebijakannya yang terbuka menerima pengungsi, namun ia mengatakan tak ada kata ‘batasan’ dalam resolusi utama CDU yang akan diperdebatkan di kongres partai selama dua hari mulai Senin (14/12) di Karlsruhe.

Merkel menambahkan CDU mendukungnya untuk strategi mengurangi angka pengungsi ini.

Strategi Merkel termasuk bekerja sama dengan Turki untuk memerangi pelaku perdagangan manusia, memperbaiki situasi di kamp-kamp pengungsi di Suriah dan Turki, Libanon dan Yordania, serta memperkuat kontrol perbatasan luar Uni Eropa.

Banyak kritikus mengatkan Merkel seharusnya menurunkan angka pengungsi sebelum pemilu di tiga negara bagian pada Maret tahun depan atau jika tidak, rencananya untuk kembali menjabat sebagai kanselir terancam bahaya.

Merkel juga akan mencari solusi untuk krisis migrasi di tingkat Uni Eropa, meski ia mendapat perlawanan dari negara-negara anggota yang menentang sistem kuota untuk mendistribusikan pengungsi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER