Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pengendara mobil berkewarganegaraan Palestina menabrak sebuah halte bus di Yerusalem, melukai sedikitnya 11 orang sebelum ia ditembak hingga mati. Insiden ini menambah panjang serangkaian insiden kekerasan di jalanan yang melibatkan Israel dan Palestina.
Insiden ini terjadi di dekat pintu masuk sebelah barat Yerusalem, yang mengarah ke jalan raya utama Tel Aviv pada Senin (14/12). Korban luka termasuk dua orang dewasa dengan tinggi badan sedang dan seorang bayi, menurut petugas medis.
Sang penyerang diidentifikasi bernama Abdel Muhsan Hasuna, 21, dari Yerusalem Timur. Hasuna kemudian ditembak mati oleh penjaga keamanan yang berada di dekatnya dan seorang warga sipil yang bersenjata, menurut pemaparan seorang juru bicara polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wartawan Radio Israel menyatakan dia melihat mobil tersebut menghantam trotoar dan menyerang para pejalan kaki sebelum tembakan terdengar.
"Saya hendak berbelok ke kiri ke Tel Aviv, tiba-tiba sebuah mobil melaju ke arah halte bus, tembakan kemudian terdengar, ada banyak orang di halte itu. Sejumlah orang bahkan mengangkat mobil tersebut karena ada beberapa orang di bawah mobil," kata Miri Krimolovsky dalam siaran radio, dikutip dari Reuters.
Sejumlah aksi kekerasan kerap terjadi di sejumlah ruas jalan di Israel, seperti penusukan, penembakan dan penabrakan mobil oleh warga Palestina, menewaskan 19 warga Israel dan seorang warga negara Amerika Serikat sejak awal Oktober.
Pasukan Israel menewaskan sedikitnya 110 warga Palestina dalam serangkaian aksi kekerasan tersebut, sebagian besar tentara menyebut aksi ini dilakukan oleh penyerang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menggambarkan gelombang serangan ini sebagai "teror jenis baru oleh individu yang menantang kita dan negara-negara lain", sembari memuji respon cepat dari sejumlah orang di tempat kejadian yang melakukan tindakan cepat hingga "mencegah terjadinya tragedi yang jauh lebih serius."
"Kami bertindak terus untuk melawan teror ini dan saya tidak ragu bahwa pada akhirnya kita akan dapay mengatasinya," kata Netanyahu di hadapan parlemen, sesaat setelah insiden ini.
Warga Palestina frustrasi atas pendudukan Israel selama 48 tahun di Tepi Barat. Sejumlah upaya perdamaian yang telah berjalan lama dengan Israel terus-menerus gagal.
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh Pusat Kebijakan dan Riset Survei Palestina menunjukkan bahwa 67 persen responden mendukung serangan penusukan terhadap warga Israel. Sebagian besar responden juga menilai bahwa jika serangan itu meningkat, maka "kepentingan nasional Palestina akan dimuluskan dengan cara yang tidak bisa dilakukan dengan negosiasi."
(stu)