Jakarta, CNN Indonesia -- Dalang teror Paris pada 13 November lalu diduga kuat mengarahkan serangan kepada tiga teroris di dalam gedung konser Bataclan melalui telepon seluler, menurut pakar terorisme Perancis.
Ditambah, seorang saksi mengatakan kepada penyelidik Perancis bahwa ia melihat Abdelhamid Abaaoud berdiri di sebuah pintu, hanya beberapa blok dari Bataclan, berteriak di ponselnya selama sekitar satu jam.
CNN melansir pada malam nahas itu, saksi beberapa kali pergi ke sebuah mobil yang diparkir di dekatnya, dan Abaaoud selalu berada di sana. Para saksi menggambarkan Abaaoud sangat gelisah. Saksi bisa melihat wajah Abaaoud ketika mereka melewatinya. Kepala Abaaoud saat itu dicukur, dan ia mengenakan berlapis-lapis pakaian longgar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat foto-foto Abaaoud yang berkebangsaan Belgia disebar pascakejadian, para saksi langsung mengenalinya dan memberi tahu pihak berwenang.
Pernyatan para saksi itu diungkap oleh analis terorisme Perancis Jean Charles Brisard di edisi terbaru jurnal
Combating Terorism Center, Senin (14/12).
“Kehadiran Abaaoud langsung di sekitar [lokasi] serangan memberi indikasi perannya dalam mengawasi dan mengontrol plot, dan mengisyaratkan ia memberi perintah dan instruksi langsung kepada timnya di dalam Bataclan,” tulis Brisard.
Sebelumnya di malam itu, menurut jaksa Paris, catatan telepon Abaaoud menunjukkan ia berkomunikasi dengan Bilal Hadfi, salah satu pelaku bom bunuh diri, tepat sampai saat tiga pembom bunuh diri mulai meledakkan diri di stadion Stade de France.
Di malam yang sama juga, Abaaoud terdeteksi di kamera pengawas di sebuah stasiun metro hanya beberapa ratus meter dari tempat salah satu mobil teroris ditinggalkan. Dia kemudian tampak kembali ke lokasi serangan, menurut jaksa Paris, dari analisis sinyal telepon selulernya.
Jaksa, Francois Molins, mengatakan pada konferensi pers 24 November lalu bahwa ponsel Abaaoud adalah terdeteksi berada di sekitar serangan pada pukul 22.28-00.28 malam itu, termasuk di dekat Bataclan sebelum serangan itu berakhir.
Abaaoud sebelumnya muncul dalam video yang diproduksi oleh ISIS, dan kelompok teror itu mengaku bertanggung jawab atas serangan Paris beberapa hari pascaserangan.
Dia tewas lima hari kemudian ketika polisi menggerebek sebuah apartemen di distrik St. Denis, Paris, bersama dengan sepupu perempuannya dan seorang pria yang belum teridentifikasi.
Menurut penyelidik Perancis, Abaaoud merencanakan gelombang serangan lain di distrik bisnis Paris yang dikenal sebagai La Defense dan juga telah berbicara tentang serangan terhadap transportasi umum, sekolah, dan "target Yahudi."
Sementara itu, Salah Abdeslam, yang bertugas mengantarkan tiga pelaku bom bunuh diri ke Stade de France, masih buron hingga kini.
Ia terakhir terdeteksi oleh pihak keamanan beberapa jam setelah kejadian ketika ia disetop di perbatasan Perancis ke Belgia. Namun ia dilepaskan sebab belum terdeteksi terkait dengan serangan.
Menurut Brisard, Abdeslam dan Abaaoud diyakini merencanakan dan mengkoordinasikan serangan bersama. Abdeslam telah bolak-balik berkunjung ke ibu kota Perancis dan Belgia selama September dan Oktober, dan juga mengunjungi Italia, Hungaria dan Austria.
(stu)