Faksi Libya Sepakat Bentuk Pemerintahan Bersatu

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2015 17:11 WIB
Faksi yang bertikai di Libya akhirnya mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan bersatu setelah upaya perundingan selama setahun.
Faksi yang bertikai di Libya akhirnya mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan bersatu setelah upaya perundingan selama setahun pada Kamis (17/12).(Reuters/Stringer)
Skhirat, CNN Indonesia -- Para delegasi dua pemerintahan rival di Libya akhirnya menandatangai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan bersatu yang digagas oleh PBB.

Libya terjerumus ke perang saudara setelah mantan diktator Muammar Gaddafi tewas empat tahun lalu. Selain banyak faksi bersenjata, kelompok militan termasuk ISIS, Libya juga terpecah dalam dua pemerintahan yang masing-masing mengklaim diri sah.

Pemerintah yang diakui oleh dunia internasional kini memerintah dari timur Libya setelah ibu kota Tripoli direbut oleh kelompok bersenjata yang menamakan diri mereka 'Libya Dawn' dan kemudian memproklamirkan pemerintahan sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB menyerukan pembentukan dewan untuk membentuk pemerintahan bersatu, namun kedua kelompok itu menolaknya dan bagaimana implementasinya masih menjadi pertanyaan besar.

Teriakan “Libya! Libya!” terdengar saat kesepakatan ditandatangani di Skhirat, Maroko, Kamis (17/12), setelah setahun upaya negosiasi yang penuh kendala.

Di dalam kesepakatan, dewan presidensial yang berjumlah sembilan orang akan membentuk pemerintahan, bersama dengan Dewan Perwakilan di timur Libya sebagai parlemen utama, dan Dewan Negara sebagai majelsis konsultatif kedua.

Dewan presidensial akan menamakan pemerintahan baru dalam sebulan yang akan didukung oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Masih ada beberapa orang yang ingin bertahan di kerajaan kecil, namun kerajaan yang sangat, sangat kecil, di otoritas mereka, namun Libya akan terus melangkah," ujar utusan PBB untuk Libya, Jonathan Winer.

Beberapa kelompok bersenjata Libya mendukung kesepakatan ini, meski beberapa yang lain menentangnya.

"Kami sudah mencapai kesepakatan, namun tantangan terbesar sekarang adalah bagaimana mengimplementasikannya," kata Salah Huma, seorang anggota parlemen dan negosiator dari pemerintah di timur Libya.

Terbentuknya pemerintahan bersatu diharapkan akan menyelamatkan negara kaya minyak itu dari terpuruknya ekonomi dan ancaman militan Islam garis keras termasuk ISIS yang makin memperkuat pengaruhnya dengan memanfaatkan kekacauan Libya. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER