Jakarta, CNN Indonesia -- Dua staf kedutaan Serbia diculik di Libya pada Minggu ketika konvoi diplomatik mereka, termasuk duta besar, diserang di kota pesisir Sabratha pada Minggu (8/11).
Kementerian Luar Negeri Serbia menyatakan dua orang yang diculik adalah Sladjana Stankovic, perempuan, seorang petugas komunikasi, dan Jovica Stepic, laki-laki, bekerja sebagai sopir.
Televisi pemerintah Serbia mengatakan, mengutip sumber-sumber, duta besar Oliver Potezica berada di iring-iringan mobil itu tapi tidak terluka. Dilaporkan juga bahwa Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic telah berbicara dengan para pejabat Libya dan dia "berharap hasil positif dalam 48 jam ke depan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah sumber keamanan Libya mengonfirmasi duta besar berhasil lolos sementara kendaraan yang membawa dua staf dihentikan dan mereka diculik oleh orang bersenjata di dua mobil.
Empat tahun setelah Muammar Gaddafi digulingkan, Libya terperosok dalam kekacauan, dan kini terpecah antara dua pemerintah saingan dan faksi-faksi bersenjata yang mendukung mereka. Negara Afrika utara itu kini juga di bawah kekuasaan militan, kelompok kriminal dan pejuang suku.
Diplomat dan warga negara asing telah menjadi target penculikan di masa lalu, sebagian besar untuk tebusan atau untuk menuntut pembebasan orang yang ditahan oleh pemerintah luar negeri. Militan Islam juga telah menargetkan orang asing.
Sebagian diplomat Barat dan warga negara asing lainnya telah meninggalkan Tripoli setelah faksi bersenjata disebut Libya Dawn mengambil alih ibu kota tahun lalu.
Sementara itu, pemerintah yang diakui internasional melarikan diri ke timur Libya dan memerintah dari Tobruk. Serbia memiliki hubungan diplomatik dengan pemerintah ini.
Sabratha, di barat Tripoli, terletak di sepanjang jalan pantai di mana beberapa faksi bersenjata beroperasi. Belum jelas apa konvoi apa yang dilakukan di wilayah itu.
(stu)