Negara Besar Bersatu, DK PBB Setujui Resolusi Damai Suriah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Des 2015 12:10 WIB
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat (18/12) menyetujui resolusi berisi kerangka kerja internasional untuk proses perdamaian di Suriah.
Amerika Serikat, beberapa negara besar Eropa dan Arab, Rusia, serta Iran telah menggelar beberapa pertemuan untuk membicarakan solusi politik atas perang sipil di Suriah. (Reuters/Maxim Zmeyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (18/12) menyetujui resolusi berisi kerangka kerja internasional untuk proses perdamaian di Suriah, momen langka di mana negara-negara kekuatan besar akhirnya bersatu untuk menanggulangi perang sipil yang sudah merenggut lebih dari 250 ribu orang tersebut.

Berdasarkan resolusi tersebut, PBB dapat melanjutkan rencana kerja yang sebelumnya sudah dibicarakan dalam pertemuan antara Amerika Serikat, beberapa negara besar Eropa dan Arab, Rusia, serta Iran.

Seperti yang dilansir Reuters, pertemuan tersebut menghasilkan dua poin rancangan resolusi, yaitu gencatan senjata nasional dan pembicaraan damai selama enam bulan antara jajaran pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan oposisi guna membentuk pemerintahan bersatu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terhitung 18 bulan setelah pembicaraan damai tersebut, masyarakat Suriah diharapkan sudah dapat mengikuti pemilihan umum.

Namun, dalam dua putaran pertama pembicaraan, negara-negara besar tersebut masih berselisih paham mengenai kelompok oposisi mana yang akan diundang untuk berdiskusi dan bagaimana posisi Assad ke depannya.

AS beserta negara-negara Eropa dan Arab enggan membiarkan Assad tetap bertakhta selama proses transisi. Mereka juga mengatakan bahwa Assad tak bisa ikut serta dalam pemilu yang akan diselenggarakan, sementara Rusia dan Iran masih mendukung rezim tersebut.

"Secara bertahap kesenjangan menyempit, tapi masih ada kesenjangan besar. Masih ada negara-negara yang berpikir Assad adalah solusi untuk memerangi Daesh (ISIS), yang merupakan kebalikan pandangan kami," kata seorang pejabat senior Barat.

Tapi kini, seorang diplomat senior AS mengatakan bahwa Rusia sudah melunak dan tak keberatan jika Assad mengundurkan diri dalam proses perdamaian Suriah.

"Rusia telah sampai ke titik di mana mereka secara pribadi menerima bahwa Assad akan pergi pada akhir transisi ini, mereka hanya tidak siap untuk mengatakan itu di depan publik,” ucap pejabat senior tersebut.

Berbeda dengan Rusia, Iran sendiri hingga kini masih berkukuh pada pendiriannya. Selama bertahun-tahun, Iran mendukung Assad dengan menurunkan personel militer dan juga senjata. Iran terancam kehilangan pengaruh mereka di Suriah jika Assad mundur.

(stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER