Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan udara diduga kuat dilakukan oleh jet tempur Rusia menewaskan sedikitnya 73 orang di Idlib, kota yang dikuasai oleh kelompok pemberontak Suriah.
Pekerja bantuan dan warga mengatakan enam serangan udara mengenai pasar yang sibuk di tengah kota, gedung pemerintah, dan wilayah permukiman, Minggu (20/12).
Para pekerja bantuan mengonfirmasi sedikitnya 43 tewas, namun 30 orang lagi telah dikeluarkan dan masih harus diidentifikasi. Sementara itu lebih dari 150 orang terluka dengan beberapa luka serius dan harus dikirim ke rumah sakit di Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak jasad di bawah reruntuhan," kata Yasser Hammo, seorang pekerja pertahanan sipil lewat layanan pesan singkat.
Beberapa video yang tersebar di media sosial dan televisi prooposisi, Orient TV, menunjukkan ambulans bergegas membawa warga sipil yang terluka di antara reruntuhan gedung.
Seorang warga lokal, Sameh al-Muazin, mengatakan ia melihat jasad bergeletakan di jalanan. Warga kini khawatir akan ada rangkaian serangan lagi.
"Semua orang takut ini hanya awalnya," kata dia.
Idlib, ibu kota provinsi Idlib di barat laut Suriah, merupakan lokasi penting bagi pemberontak Suriah yang dikenal dengan Jaish al-Fateh, yang termasuk Front al-Nusra, militan yang berafiliasi dengan al-Qaidah.
Rusia memulai serangan udara di Suriah pada 30 September lalu atas permintaan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Rusia mengklaim serangan udaranya bertujuan untuk menargetkan ISIS, meski pada nyatanya juga menargetkan kelompok pemberontak moderat yang melawan ISIS dan juga Assad.
(stu)