Kelompok Oposisi Suriah Bantah Terima Dukungan Rusia

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2015 08:40 WIB
Kelompok oposisi Suriah yang dianggap moderat dan didukung oleh Barat, Free Syrian Army membantah menerima dukungan dari angkatan udara Rusia.
Kelompok oposisi Suriah yang dianggap moderat dan didukung oleh Barat, Free Syrian Army membantah menerima dukungan dari angkatan udara Rusia. (Reuters/Khalil Ashawi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok oposisi Suriah yang dianggap moderat dan didukung oleh Barat, Free Syrian Army (FSA) atau Tentara Pembebasan Suriah membantah menerima dukungan dari angkatan udara Rusia. Sebaliknya, FSA mengaku terus menerus menerima serangan bom dari serangan udara Rusia di Suriah.

FSA pada Senin (14/12) membantah klaim Presiden Rusia yang dalam pidatonya pekan lalu menyatakan bahwa Rusia mendukung FSA dengan menyediakan dengan dukungan udara, senjata dan amunisi dalam operasi gabungan dengan pasukan Suriah melawan sejumlah kelompok militan lainnya.

(Baca juga: Tak Hanya Dukung Assad, Rusia Klaim Dukung Oposisi Suriah)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FSA juga membantah komentar Kepala Militer Rusia, Valery Gerasimo yang menyatakan bahwa jumlah anggota FSA "meningkat sepanjang waktu."

FSA mengaku bahwa mereka memang mendapat manfaat dari serangan udara Rusia yang menggempur sejumlah kelompok gerilyawan, termasuk aliansi al-Qaidah, Front al-Nusra. Namun, FSA membantah Rusia memberikan dukungan kepada mereka secara langsung.

Sanggahan ini juga diutarakan oleh ajudan Putin untuk kerjasama militer dan teknis, , Vladimir Kozhin, pada Senin yang menyatakan bahwa Rusia tidak memasok senjata untuk FSA, menurut kantor berita RIA.

Tidak ada penjelasan langsung soal kontradiksi pernyataan Kozhin dengan pernyataan Gerasimov ini.

Di Suriah, sejumlah kelompok oposisi bersenjata kerap menamakan diri sebagai FSA. Sehingga FSA memiliki sejumlah kelompok bersenjata dalam jumlah yang kecil dan tak terstruktur. FSA juga tidak memiliki kontrol terpusat kepada para anggotanya.

Rusia hingga saat ini belum memberikan komentar soal kelompok FSA mana yang mereka dukung.

Beberapa kelompok FSA terkuat telah menerima dukungan militer dari Arab Saudi dan Amerika Serikat. Kelompok-kelompok ini kerap kali menjadi target dalam kampanye udara Rusia yang mendukung rezim pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad sejak 30 September lalu.

Kelompok bersenjata yang termasuk dalam FSA dan mengaku mendapat keuntungan dari serangan udara Rusia di Suriah adalah Pasukan Demokratis Suriah, sebuah kelompok yang bergabung dengan militan Kurdi YPG dan sejumlah kelompok Arab lain dan menerima dukungan dari AS.

Salah satu faksi kelompok itu, Jaysh al-Thuwwar, baru-baru ini terlibat langsung dalam pertempuran sepanjang hari di utara Aleppo dengan sejumlah kelompok gerilyawan termasuk Ahrar al-Sham dan Levant Front, yang secara luas didukung oleh Turki.

Selama pertempuran itu, jet tempur Rusia menyerang markas Ahrar al-Sham dan Front al-Nusra yang tengah mengepung Pasukan Demokratis Suriah, menurut juru bicara Pasukan Demokratis Suriah, Talal Salu.

"Mereka [Rusia] melihat ratusan [gerilyawan] mengepung kami sehingga itu kesempatan untuk menargetkan mereka, tetapi tidak melalui kesepakatan dengan kami," katanya kepada Reuters, sembari menambahkan bahwa para pengkritik kelompoknya kini menyatakan mereka menerima dukungan Rusia.

"Orang-orang berusaha mengarahkan kepedulian mereka terhadap Pasukan Demokratik Suriah karena mereka berpikir mereka menawarkan dukungan logistik kepada kami. Mereka tidak menawarkan dukungan logistik," katanya kepada Reuters.

"Belum ada kontak, kesepakatan, atau kerja sama antara kami dan tentara Rusia," kata Salu.

Sementara, kelompok FSA yang kerap kali ditargetkan dalam dalam serangan udara Rusia di Suriah di wilayah Barat seringkali menerima gempuran dari Rusia, khususnya kelompok yang menerima senjata buatan AS, rudal TOW, dan senjata lainnya.

"Hari ini kantor pusat kami di Jabal Akrad dibom oleh Rusia. Kemarin kantor pusat kami di Aleppo utara hancur. Sebanyak 10 prajurit kami terluka. Ini adalah dukungan Rusia," kata Hassan Haji Ali, kepala kelompok FSA terkemuka yang turut ambil bagian dalam pertemuan dengan sejumlah kelompok oposisi Suriah yang diselenggarakan oleh Saudi pekan lalu.

"Putin dan jenderalnya adalah sekelompok pembohong," kata Haji Ali, yang memimpin kelompok Liwa Suqour al-Jabal.

Mohamed Rasheed, juru bicara Jaysh al-Nasr, kelompok lain yang hadii pertemuan tersebut di Riyadh, mengatakan: "Ini sama sekali tidak benar. Sebaliknya, pesawat tempur Rusia membom markas kami setiap hari." (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER