Jakarta, CNN Indonesia -- Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Turki dan kelompok separatis Kurdi di perbatasan. Dalam enam hari terakhir, sumber Reuters menyebutkan, 110 militan Kurdi tewas oleh serangan Turki.
Pertempuran masih terjadi pada Minggu (20/12) di wilayah tenggara Turki saat operasi perlawanan terhadap separatis Partai Pekerja Kurdistan atau PKK telah memasuki hari keenam.
Laporan media lokal menyebutkan, sebanyak 10 ribu polisi dan tentara yang didukung tank terlibat dalam penyerbuan terbesar sejak berakhirnya gencatan senjata itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar pertempuran terjadi di Cizre dan Silopi, kota dekat perbatasan Suriah dan Irak. Kota Nusaybin dan Dargecit di perbatasan provinsi Mardin dan distrik Sur di Diyarbakir juga menjadi saksi pertempuran kedua kubu.
Tank diturunkan ke perbukitan yang mengelilingi Cizre, menembaki kota yang menjadi persembunyian PKK. Sementara sekitar 30 kendaraan tempur menggempur salah satu distrik kota tersebut.
Seorang tentara Turki dilaporkan tewas dalam peperangan itu. Pekerja kantor pos juga terbunuh saat militan PKK menyerang mobilnya di jalan tol Sirnak.
PKK yang telah melancarkan pemberontakan sejak tahun 1984 dianggap teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Walau kebanyakan bersembunyi di pinggiran kota, militan PKK belakangan mulai bergeser ke perkotaan di tenggara, menggali parit dan mendirikan barikade untuk melawan tentara Turki.
Sumber Reuters dan saksi mata mengatakan 110 tentara PKK tewas. Sekitar 300 rumah di Cizre rusak akibat pertempuran dan banyak mortir yang tidak meledak tergeletak di dalam bangunan.
 Demonstrasi anti operasi militer digelar di Istanbul. (Reuters/Osman Orsal) |
Listrik di banyak wilayah mati setelah pembangkit di Silopi rusak terkena serangan. Makanan dan minuman di lokasi perang kian langka.
Ratusan orang di Istanbul dan Diyarbakir menggelar aksi memprotes operasi militer dan jam malam tersebut.
Polisi menembakkan gas air mata, meriam air dan peluru plastik untuk membubarkan massa yang bersorak "Panjang Umur Kurdistan" di Lapangan Taksim, Istanbul. Beberapa orang ditahan dalam aksi itu.
Gencatan senjata selama dua tahun antara Turki dan PKK berakhir Juli lalu. Perundingan damai juga tidak berjalan dan pertempuran kembali dimulai.
"Kami tidak akan pernah lelah. Kami akan bertempur siang dan malam sampai seluruh gunung, kota, distrik dan permukiman di negara ini dibersihkan dari teror," kata Perdana Menteri Ahmet Davutoglu.
(stu)