Natal, AS Peringatkan Warganya Ancaman Teror di Beijing

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Jumat, 25 Des 2015 15:04 WIB
Keduataan besar AS, Inggris dan Perancis menerima informasi ancaman terorisme atas warga mereka yang mengunjungi Sanlitung di Beijing, China.
Pemerintah China meningkatkan pengamanan mereka di beberapa pusat perbelanjaan di Beijing mengingat adanya informasi ancaman terorisme atas penduduk dari Eropa dan AS. (REUTERS/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan besar Amerika Serikat, Inggris dan Perancis di China mendapatkan informasi adanya kemungkinan ancaman terorisme terhadap warga mereka yang mengunjungi distrik perbelanjaan populer di Beijing selama perayaan dan liburan Natal berlangsung.

Pihak kedutaan ini kemudian memberikan peringatan kepada warga dan karyawan mereka untuk meningkatkan kewaspadaan jika berada di Sanlitun, di Distrik Chaoyang, Beijing.
Sanlitung merupakan kawasan di mana terdapat banyak bar, klub dan restoran, yang populer bagi para ekspatriat dan penduduk lokal.

Di kawasan ini, beragam toko dengan merek internasional papan atas seperti Mango, Reiss dan Lacoste didirikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, beberapa insiden yang menimpa turis pernah terjadi di Sanlitung. Pada bulan Agustus lalu, seorang perempuan China dan lelaki Perancis ditusuk di sana. Perempuan itu tewas.
Pihak kepolisian Beijing mengatakan seorang lelaki menusuk dua warga tersebut tanpa alasan yang jelas.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan pemerintah mengetahui adanya laporan ancaman terorisme tersebut dan bahwa pihaknya menaruh perhatian besar atas keselamatan warga asing di China.

Sementara itu, kepolisian China melalui sebuah pernyataan seperti dilansir dari TheGuardian.com, mengatakan mereka telah mengeluarkan peringatan keamanan dengan status 'kuning' untuk perayaan Natal dan Tahun Baru. Peringatan tersebut terutama ditujukan pada area seperti mal, yang sering dikunjungi selama perayaan.

"Kepolisian Beijing berencana mengambil pencegahan untuk menjamin ketertiban publik yang baik," kata kepolisian tersebut.

Hari Natal bukanlah sebuah liburan di China tetapi banyak anak muda yang merayakannya karena mereka melihat hal itu sebagai budaya barat yang menarik dan alasan untuk memberikan hadiah.

Seorang fotografer Reuters mengaku melihat jajaran personel kepolisian dengan senjata di depan mall utama Sanlitun. Polisi reguler biasanya tidak membawa senjata di China.

Keamanan di Sanlitun telah ditingkatkan dengan patroli yang dipersenjatai dengan polisi di pusat perbelanjaan populer dan tempat turis, semenjak sebuah kecelakaan mobil fatal terjadi di Tiananmen Square pada 2013 yang menewaskan lima orang. (utd)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER