Pasukan Irak Rebut Ramadi dari ISIS

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2015 05:00 WIB
Pasukan militer Irak berhasil merebut kota Ramadi di provinsi Anbar dari kelompok ISIS yang menguasai kota itu pada pertengahan 2015.
Situasi kota Ramadi hancur akibat pertempuran antara tentara pemerintah Irak dan pejuang ISIS. (Reuters/Stringer)
Baghdad, CNN Indonesia -- Militer Irak mengatakan berhasil mengalahkan para pejuang ISIS di kota Ramadi yang merupakan kemenangan besar pertama bagi pasukan yang dilatih AS ini sejak kocar-kacir diserang ISIS 18 bulan lalu.

Kemanangan di Ramadi, ibukota provinsi Anbar di lembah Sungai Efrat dengan mayoritas penduduk Muslim Sunni, membuat ISIS kehilangan wilayah penting yang direbut pada Mei 2015.

Saat itu, pasukan pemerintah dipukul mundur dan kejadian ini memicu Washington memikirkan ulang strategi dalam melawan ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mengepung kota ini selama beberapa minggu, militer Irak melancarkan serangan minggu lalu dan melakukan serangan terakhir untuk merebut kompleks pusat pemerintahan pada Minggu (27/12).

“Dengan menguasai kompleks ini berarti kami berhasil mengalahkan mereka di Ramadi,” kata Sabah al-Numani, juru bicara pasukan yang memimpin serangan tentara pemerintah.

“Langkah selanjutnya adalah membersihkan wilayah-wilayah kantung yang ada di sini atau di dalam kota.”

“Kompleks itu sudah dikuasai penuh oleh kami, tidak ada satupun pejuang ISIS di kompleks ini,” kata Numani kepada Reuters. 

Stasiun televisi pemerintah Irak menayangkan rekaman gambar tentara, mobil Humvee dan kendaraan lapis baja memasuki jalan-jalan di kota Ramadi. Mereka melintasi tumpukan puing dan reruntuhan rumah.

Beberapa daerah pemukiman tampaknya hancur akibat serangan ke kota itu.

Televisi juga memperlihatkan warga di kota-kota yang mayoritas penduduknya muslim Syiah merayakan kemenangan di Anbar. Warga terlihat menari di jalan dan mengibarkan bendera Irak di mobil.

Para pejabat Irak belum mengumumkan jumlah korban tewas dalam pertempuran itu.

Namun, pemerintah Irak mengatakan sebagian besar warga sipil kota ini berhasil mengungsikan diri sebelum serangan dilakukan.

ISIS, atau dikenal juga sebagai ISIL dan Daesh, berhasil menguasai sepertiga wilayah Irak pada Juni 2014 dan menyatakan bahwa sejak itu satu “kalifah” menguasai seluruh Muslim di wilayah Irak dan Suriah. Mereka melakukan pembunuhan massal dan menerapkan hukum Islam yang sangat ketat.

Sejak itu, pertempuran melawan kelompok ini di kedua negara tersebut melibatkan negara-negara kuat di wilayah dan juga dunia. Seringkali, mereka dibantu oleh sekutu di lapangan yang saling bersaing dalam perang saudara Suriah.

Satu koalisi pimpinan AS melakukan serangan udara di Suriah dan Irak, tetapi membangun kembali militer Irak hingga mampu merebut kembali dan mempertahankan wilayah adalah satu tantangan terbesar.

Dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya, termasuk aksi merebut kembali kota asal mendiang Saddam Hussein di Tikrik pada April, tentara Irak bergantung pada milisi Syiah dalam pertempuran darat, sementara mereka sendiri hanya memainkan peran pembantu.

Akan tetapi Ramadi direbut langsung oleh tentara Irak, tanpa menggantungkan diri pada milisi yang diperintahkan menjauh dari medan tempur untuk mencegah ketegangan sektarian dengan warga Sunni.
Tentara Irak gagal mempertahankan kota Ramadi ketika ISIS melakukan serangan pada Mei 2015. (Reuters/Stringer)
Sebelumnya para pejabat AS berharap Baghdad akan melancarkan serangan ke Mosul pada 2015, namun rencana ini ditunda setelah pejuang ISIS melaju ke Ramadi.

Mengusir militan ISIS dari Mosul, yang sebelum perang ditinggali oleh hampir dua juta warga, berarti menghancurkan struktur kenegaraan kelompok ini di Irak dan membuat ISIS kehilangan sumber dana utama yang didapat dari menjual minyak dan menarik pungutan dan pajak dari warga kota itu. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER