Irak Prediksi Rebut Ramadi dari ISIS dalam Hitungan Hari

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2015 23:36 WIB
Pasukan militer Irak sudah memulai operasi perebutan kembali Ramadi sejak Selasa (22/12) pagi. Mereka lewat jalur menyeberangi Efrat.
Militer Irak berusaha merebut kembali Ramadi yang dikuasai ISIS sejak Mei. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Irak kembali menabuh genderang perang melawan ISIS. Militer Irak telah menyerbu Ramadi, salah satu bagian kota yang dikuasai pejuang ISIS sejak Mei lalu. Itu dikonfirmasi juru bicara unit kontra-terorisme Irak. Upaya perebutan kembali itu dimulai sejak November.

Namun, seperti diberitakan Reuters, perkembangannya sempat melambah karena pemerintah ingin menyerahkan seluruh upaya itu kepada militernya sendiri, tanpa menggunakan militan Syiah. Tujuannya, menghindari pelaggaran hak asasi manusia seperti saat Irak berupaya merebut Tikrit dari ISIS April lalu.

Kini Irak ingin mengusir ISIS dari kota muslim Sunni yang berada di tepian sungai Efrat, sekitar 100 kilometer sebelah barat Baghdad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasukan kami sudah menuju kompleks pemerintah di pusat Ramadi," kata sang jubir, Sabah al-Numani. "Peperangan terjadi di lingkungan sekitar kompleks itu, dengan dukungan dari angkatan udara," ia lanjut menjelaskan. Diperkirakan, ada 250 sampai 300 pejuang ISIS yang menduduki Ramadi, ibu kota Anbar itu.

Serangan dimulai Selasa subuh, menurut Numani. Pasukan Irak menyeberangi sungai Eufrat menggunakan jembatan yang telah hancur dan sempat diperbaiki oleh insinyur militer. Jembatan lain tengah disiapkan untuk membawa lebih banyak pasukan pendukung peperangan.

Dengan jumlah pasukannya, militer Irak optimistis mereka akan memeroleh kemenangan.

"Itu peperangan yang dahsyat, terlalu dini untuk mengatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan tapi kami bisa mengatakan bahwa kemenangan akan diraih dalam beberapa hari," ujar Numani. Hingga saat ini, puluhan militan telah terbunuh dalam peperangan itu.

Namun, Brigadir Jenderal Yahya Rasool yang menjadi juru bicara untuk operasi gabungan itu menolak memberi jumlah pasti dan identitas korban dari angkatan bersenjata Irak.

Menurut Numani, kesulitan terberat penyerangan adalah saat menyeberangi jembatan. "Kami menghadapi penembak jitu dan pengebom bunuh diri yang mencoba memperlambat langkah kami. Kami mengatasi itu dengan bantuan udara."

Jika Irak berhasil mengambil alih Ramadi kembali, itu akan menjadi kota besar kedua yang direbut dari ISIS setelah Tikrit. Namun, ISIS masih bercokol menguasai Mosul--kota ke-dua terbesar di Irak--dan Falluja yang berada di antara Ramadi dan ibu kota Baghdad.

Mengambil alih Ramadi akan menjadi dukungan psikologis yang besar bagi pasukan keamanan Irak setelah ISIS menguasai sepertiga wilayah itu, menurut kebanyakan produsen minyak dan pasukan Amerika Serikat. Pernyataan itu disampaikan tahun lalu, dan dilaksanakan Irak. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER