Vietnam Protes Pesawat China Mendarat di Pulau Sengketa

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 04 Jan 2016 10:05 WIB
Vietnam menuduh China melanggar kedaulatan dan pakta terbaru dengan mendaratkan sebuah pesawat di pulau buatan di wilayah Laut China Selatan.
Vietnam menuduh China melanggar kedaulatan dan pakta terbaru dengan mendaratkan sebuah pesawat di pulau buatan di wilayah Laut China Selatan. (Reuters/U.S. Navy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Vietnam secara resmi menuduh China melanggar kedaulatan dan pakta terbaru dengan mendaratkan sebuah pesawat di landasan pacu yang dibangun di pulau buatan yang dipersengketakan di wilayah Laut China Selatan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Hai Binh menyatakan landasan pacu itu "dibangun secara ilegal" di Fiery Cross Reef di kepulauan Spratly. Wilayah itu diklaim Vietnam sebagai "bagian dari [Kepulauan] Spratly Vietnam."

Kementerian Luar Negeri China menolak tuduhan tersebut, dan mengatakan uji landasan pacu itu dibangun di atas sebuah karang, yang disebut Yongshu Jiao oleh warga China, dan "termasuk dalam kedaulatan China," bunyi laporan kantor berita resmi China, Xinhua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyatakan China menggunakan pesawat udara sipil untuk melakukan uji penerbangan yang akan menunjukkan apakah fasilitas lapangan udara itu memenuhi standar penerbangan sipil.

"China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Nansha dan perairan yang berdekatan mereka. China tidak akan menerima tuduhan tidak berdasar dari Vietnam," katanya. Kepulauan Nansha merupakan nama lain dari Kepulauan Spratly yang kerap digunakan oleh China.

Hua menambahkan China berharap Vietnam bisa bekerja untuk mencapai pembangunan "yang berkelanjutan, sehat dan stabil" dari hubungan bilateral keduanya.

Kementerian Luar Negeri di Hanoi menyatakan Vietnam menyerahkan nota protes ke kedutaan China dan meminta China untuk tidak mengulangi tindakan tersebut.

Vietnam menyebut penerbangan tersebut merupakan "pelanggaran serius terhadap kedaulatan Vietnam di kepulauan Spratly."

China mengklaim hampir semua wilayah Laut China Selatan, yang diyakini memilikicadangan minyak dan gas dalam jumlah besar. Wilayah ini juga merupakan salah satu perairan tersibuk, dengan nilai perdagangan internasional yang melewati kawasan ini mencapai sekitar US$5 triliun per tahun.

Para pakar keamanan menilai lapangan terbang di Fiery Cross Reef bisa menampung sejumlah pesawat militer China hingga akhir tahun lalu.

Selain bersengketa dengan Vietnam, China juga bersengketa dengan Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan yang masing-masing memiliki klaim di Laut Cina Selatan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER