Jakarta, CNN Indonesia -- Hubungan Arab Saudi dengan Iran makin memburuk, khususnya setelah kejadian eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr. Setelah berita eksekusi tersebut meluas, pengunjuk rasa di Syiah menyerang Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Puncaknya, Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran atas serangan tersebut.
Pada hari Senin (4/1), pemerintah Saudi mengumumkan bahwa semua penerbangan dari dan ke Iran dibatalkan.
Mengutip CNN, di hari itu juga, Bahrain mengumumkan memutus hubungan diplomatik dengan Iran yang dianggap sebagai gangguan berbahaya untuk Bahrain dan negara Arab lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uni Emirat Arab, juga mengumumkan bahwa hubungan diplomatiknya dengan Iran pun sedang menurun. UEA juga menarik duta besarnya di Teheran. Sebagian negara anggota Uni Emirat Arab menurunkan hubungan diplomatiknya, namun beberapa lainnya tidak ikut. Beberapa negara yang tak ikut memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Arab Saudi adalah Kuwait, Qatar, dan Oman.
Dukungan diplomatik terhadap Arab Saudi pun semakin menyebar ke Afrika. Sudan, yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni, mengusir duta besar Iran dan seluruh misi diplomatik Iran di negara itu. Sudan juga menarik duta besarnya dari Iran.
Pemerintah Saudi mengumumkan langkah Sudan tersebut dan mengatakan bahwa Sudan melakukan itu karena merasakan gangguan Iran di wilayah tersebut lewat pendekatan sektarian.
Sementara itu, Rusia dan China, dua pemain geopolitik terbesar di dunia menyatakan pernyataannya agar kedua negara menahan diri.
"Moskow prihatin tentang situasi yang terjadi di Timur Tengah, terutama antara dua pemain kuncinya (Arab Saudi dan Iran),' kata Kementerian Luar Negeri Rusia,.
Rusia menyerukan agar Saudi dan Iran bisa menahan diri dan menghindari langkah-langkah yang mungkin meningkatkan ketegangan situasi dan tensi, termasuk ketegangan antar-agama.
(chs)