Jakarta, CNN Indonesia -- Misi pencari fakta dari kelompok pengawas antisenjata kimia menemukan indikasi bahwa beberapa orang di Suriah terpapar gas sarin yang mematikan atau senyawa yang mirip dengan gas sarin.
Laporan tersebut dirilis PBB pada Senin (4/1), digagas oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
OPCW mengatakan bahwa misi mereka di Suriah menyelidiki tuduhan oleh pemerintah Suriah bahwa senjata kimia digunakan dalam 11 kasus. Namun laporan ini tidak menyebutkan kapan dugaan serangan kimia beracun ini terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam satu contoh, analisis beberapa sampel darah menunjukkan bahwa individu yang berada di beberapa titik terkena sarin atau zat seperti sarin," kata Ahmet Uzumcu, ketua OPCW dalam laporan. "Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kapan atau dalam situasi apa paparan tersebut kemungkinan terjadi."
Pemerintah Suriah telah lama menuduh pejuang oposisi yang selama hampir lima tahun mencoba menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad, menggunakan senjata kimia. Namun pemberontak moderta yang didukung Barat berulang kali membantah menggunakan senjata kimia.
Para pejabat Barat mengatakan pemberontak tidak memiliki kemampuan untuk menyebarkan gas sarin.
Menurut Uzumcu, sumber dari gas sarin atau senyawa seperti sarin itu tidak jelas. Ia juga menambahkan bahwa misi pencari fakta OPCW "tidak menemukan bukti yang bisa menjelaskan lebih lanjut tentang sifat tertentu atau sumber paparan.”
Pada September 2013, Suriah setuju untuk menghancurkan seluruh program senjata kimianya di bawah kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Rusia setelah ratusan orang tewas dalam serangan gas sarin di pinggiran ibu kota Damaskus.
Ketika itu, Washington mengancam pemerintah Assad dengan serangan udara.
OPCW sebelumnya menetapkan bahwa gas sarin digunakan di kota Suriah di mana pemberontak ISIS memerangi kelompok lain.
Sebanyak 1.300 ton senjata kimia terakhir diserahkan kepada OPCW pada Juni 2014, namun beberapa pemerintah Barat meragukan bahwa pemerintah Assad telah mendeklarasikan semua persenjataan kimianya.
Sebelumnya, OPCW melaporkan bahwa klorin juga telah digunakan secara ilegal dalam serangan sistematis terhadap penduduk sipil di Suriah.
Beberapa penyelidikan internasional juga menyatakan bahwa senjata kimia digunakan di Suriah, meskipun tidak menyebutkan siapa pihak yang bertanggung jawab. Misi investigasi gabungan PBB-OPCW telah diberi tugas untuk menentukan siapa yang berada di balik serangan-serangan tersebut.
(stu)