Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria ditembak di Paris bertepatan dengan peringatan setahun tragedi Charlie Hebdo. Pria ini ditembak saat mencoba masuk ke dalam kantor polisi sambil menghunus pisau. Mengutip NBC News, jenis pisau yang dibawa adalah pisau untuk memotong daging.
Pria ini juga sempat diduga menggunakan rompi dengan bahan peledak. "Menurut rekan-rekan kami, dia ingin meledakkan diri," kata salah seorang polisi, dikutip dari Reuters.
"Dia berteriak Allahu Akbar dan terlihat ada sebuah kabel yang menonjol dari pakaiannya. Itu sebabnya polisi melepaskan tembakan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah robot juga digerakkan untuk memeriksa rompi yang dipakai pria itu. Namun hasilnya, pria tersebut tak menggunakan rompi berpeledak.
Namun polisi setempat mengungkapkan temuan lain dari tubuh pria yang belum teridentifikasi tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa sebuah kertas bergambar bendera ISIS yang diklaim memiliki tulisan Arab di dalamnya. Sebuah ponsel juga ditemukan di tubuh pria itu.
Melansir CNN, ahli terorisme Jean-Charles Brisard mengungkapkan bahwa insiden ini memang ada hubungan simbolik dengan ISIS. Berbeda dengan Brisard, Regis Le Sommier, co-editor majalah Paris Match mengatakan kalau ia justru berpikir bahwa serangan itu adalah serangan tunggal, bukan dikoordinasikan oleh pusat komando ISIS atau kelompok teror lainnya.
Pemikiran ini disimpulkannya karena insiden terjadi pada peringatan insiden Charlie Hebdo. Sejak serangan 9 September lalu, jihadis, kata dia, belum menunjukkan minat khusus yang mencolok untuk melakukan serangan baru saat hari peringatan sebuah insiden.
"Ini yang mungkin membuat saya berpikir bahwa dia melakukannya sendiri," katanya kepada CNN.
(chs)